Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketakutan Diisolasi di RS Jadi Sebab Tingginya Kematian akibat Covid-19 di Wonogiri

Kompas.com - 27/07/2021, 22:42 WIB
Muhlis Al Alawi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Ketakutan warga diisolasi di rumah sakit menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah kasus kematian Covid-19 di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, selama diberlakukannya PPKM Darurat hingga PPKM level 4.

Kondisi itu terlihat dari ketidakjujuran warga saat memberikan keterangan terkait riwayat penyakit.

Data yang dirilis Pemerintah Kabupaten Wonogiri, warga yang meninggal akibat Covid-19 selama penerapaan PPKM Darurat hingga diperpanjang PPKM level 4, sebanyak 286 orang.

Baca juga: PPKM Diperpanjang sampai 2 Agustus, Bupati Wonogiri: APBD Kami Sudah Kembang Kempis

 

Dengan demikian selama 24 hari, rata-rata jumlah warga Kabupaten Wonogiri yang meninggal akibat Covid-19 setiap harinya mencapai 11 orang.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyatakan, ketakutan warga akan diisolasi terlihat dari ketidakjujuran saat dilakukan testing dan tracing tim Satgas Covid-19.

“Terkadang saat ditanya apakah batuk, pusing atau hipertensi hingga diabetes warga tidak jujur mengakuinya. Padahal kenyataannya, warga memiliki gejala atau sakit tersebut. Hal-hal itulah yang memperparah kondisi. Kejujuran warga masyarakat waktu dilakukan testing dan tracing itu sangat menentukan tindakan medis yang tepat,” kata Jekek sapaan akrab Joko Sutopo, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/7/2021)

Jekek mengatakan lantaran tidak jujur kepada petugas berdampak saat menjalani isoman tiba-tiba kondisi warga tersebut kolaps karena gagal napas.

Baca juga: Jokowi Berikan Sepeda Lipat untuk Vino, Bocah yang Yatim Piatu karena Covid-19

Setelah panik, warga yang isoman itu baru dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis hingga akhirnya meninggal dunia.

Bagi Jekek, deteksi dini terhadap status kesehatan keluarga saat menjalani tracing dan testing itu menjadi penting.

Untuk itu semestinya warga terbuka terkait riwayat penyakit dan gejala yang dialami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Regional
Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Regional
Buruh Semarang Mengeluh 'Terlindas' Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Buruh Semarang Mengeluh "Terlindas" Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Regional
Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Regional
KKB Bakar Gedung SD di Intan Jaya

KKB Bakar Gedung SD di Intan Jaya

Regional
Komplotan di Palembang Jual 50.000 Nomor WhatsApp ke China dan Pakai buat Judi 'Online'

Komplotan di Palembang Jual 50.000 Nomor WhatsApp ke China dan Pakai buat Judi "Online"

Regional
Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Regional
Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com