Hal senada juga disampaikan pengemudi becak yang bernama Suraji. Selama PPKM Darurat, ia mengaku hanya narik becak 3 hari dalam seminggu.
Baca juga: Kembalikan Citra Wisata Malioboro, Warga Yogyakarta Bagi-bagi 100 Porsi Pecel Lele
Selain dari becak, ia masih mengandalkan warung milik istrinya.
“Istri saya masih buka warung, tetapi saya kasihan sama teman-teman yang pekerjaannya hanya menarik becak saja,” ucapnya.
Menurutnya, hidup di kota lebih sulit jika dibandingkan hidup di desa untuk masa sekarang. Karena jika di desa, masih ada kemungkinan memiliki beras sisa panen atau sayuran.
Baca juga: Heboh Warga Curhat Parkir Mahal di Malioboro, Sultan HB X: Buat Saja Parkir Premium
“Hidup di kota ini susah, kalau di desa mungkin ada beras hasil panen. Yang di kota ini ngeri mereka bekerja mungkin jadi tukang parkir, buruh harian,” katanya.
Ia juga tak mendapatkan bantuan dari pemerintah selama PPKM Darurat.
“Selama pandemi belum pernah, mungkin karena KTP saya Sleman tetapi saat ini tinggal di kota. Apa dapat tapi pihak desa tidak ngabari saya ya enggak tahu,” ungkapnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.