Mulai tahun 1983 dirinya mencoba menjual mie ayam seharga Rp 300. Menurutnya, harga mie ayam yang ia jual sempat mengalami perubahan sesuai dengan kondisi bahan baku, yakni sempat naik ke harga Rp 500, Rp 1.000 dan Rp 2.000.
Baca juga: 7 Topping Mi Ayam, Bikin Rasanya Jadi Makin Istimewa
"Tapi sejak tahun 2000 saya jual mie ayam jadi Rp 3.000 per mangkuk," urainya
Setelah puluhan tahun berjualan, Pak Suro memiliki dua cabang mie ayam yang dikelola oleh anak-anaknya.
"Harganya juga sama yakni Rp 3.00 per mangkuknya. Cabang pertama masih di daerah Manisrenggo, lalu ada juga pakai gerobak yang jual juga anak saya," tandasnya.
Baca juga: Mie Ayam Hanya Rp 3.000, Kisah Warung Pak Suro di Klaten
Sri Wahyuni (49), bejualan soto dengan harga yang sangat murah yakni Rp 1.000 per mangkuk.
Ia berjualan di Jalan Raya Sragen Timur Km 15 di pinggir jalan. Yuni awanya berjualan sari kedelai. Namun ia pun terkena dampak pandemi.
Warga Dusun Bolo, Desa Karangasem, Kelurahan Banaran, Kecamatan Sambungmacan itu lalu menjual kuliner dengan harga terjangkau dan bisa dinikmati semua kalangan masyarakat.
"Akhirnya saya pusing. Saya iseng-iseng pengin jualan soto sewu sak abane. Jadi mau pesan berapa aja insya Allah kita siap membikinkan," ungkap istri Suratno (49).
Baca juga: Toleransi di Sepiring Sate Kerbau di Kota Kudus
Bahkan, setiap Jumat, Yuni Sule selalu menggratiskan sotonya kepada pembeli. Yuni Sule mengaku sengaja menggratiskan soto kepada pembeli dengan tujuan kemanusiaan.
"Spesial untuk hari Jumat. Saya lakukan Jumat berkah soto dan es teh gratis. Bayar cukup dengan doa," terang dia.
"Khusus hari Jumat gratis itu memang sengaja. Bukan kita riya. Dari dulu kegiatan saya memang kemanusiaan. Saya paling senang kegiatan kemanusiaan," sambung dia.
Baca juga: Kisah Yuni Jual Soto Rp 1.000 Per Porsi di Sragen, Setiap Jumat Bagi Soto dan Es Teh Gratis
Di seporsi nasi goreng harga Rp 3.000, pengunjung bisa menikmati sepiring nasi goreng lengkap dengan irisan telur dadar, taburan bawang goreng, serta lalapan sayur kol dan mentimun.
Warung ini juga menyajikan menu selain nasi goreng, yakni mi ayam seharga Rp 4.000 serta mi instan goreng maupun rebus.
Namun, nasi goreng lah menu terlaris di sini.
"Harganya Rp 3.000 Tapi kalau pembeli mau minta Rp 4.000 atau Rp 5.000 juga bisa. Nanti porsinya saya tambah," kata Lasmiati, pemilik warung pada Selasa (25/5/2021).
Saat ditanya alasan menjual makanan dengan harga murah, Lasmiati tersenyum dan menjawab singkat, "Namanya di desa, yang penting masih untung sedikit-sedikit."
Baca juga: Di Pati, Ada Nasi Goreng Seharga Rp 3.000 Per Porsi, Sehari Laku hingga 300 Piring
Sebelum di Yogyakarta, Gatot pernah berjualan di Solo. Namun karena warungnya tak terlalu ramai, ia pun memutuskan pindah ke Yogyakarta.
Awal berjualan, memasang harga Rp 4.000 per porsi dan saat pindah lokasi, harganya naik menjadi Rp 6.000.