Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toleransi di Sepiring Sate Kerbau di Kota Kudus

Kompas.com - 21/06/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sunoto sibuk mengipasi arang di atas panggangan sate. Saat itu hanya beberapa tusuk sate yang tersisa.

"Ini sate terakhir, setelah ini habis," kata Sunoto sambil membolak-balik satainya agar matangnya rata.

Ia adalah penjual sate di Kudus, Jawa Tengah, generasi ketiga yang telah berjualan sejak 1950.

Sate yang dia jual adalah sate kerbau, ciri khas kuliner di Kudus—kota dengan sejarah panjang kerukunan umat beragama sejak masa Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan.

Baca juga: Resep Soto Kudus, Soto Bening Cocok untuk Sarapan

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Nadjib Hasan, mengatakan saat itu Sunan Kudus melihat masyarakat setempat sudah memeluk agama Hindu yang sangat menghormati sapi.

Untuk menghormati pemeluk agama Hindu, kata Nadjib, Sunan Kudus melarang para pengikutnya menyembelih sapi agar tidak melukai hati pemeluk agama Hindu.

Sejak itulah masyarakat yang ingin mengkonsumsi daging memilih menyembelih kerbau sebagai gantinya.

"Ini juga bisa dilihat sebagai strategi dakwah Sunan Kudus yang mengajarkan kedamaian," jelas Nadjib Hasan kepada BBC Indonesia.

Baca juga: Sebelum Positif Covid-19, Wiku Adisasmito Berkunjung ke Kudus dan Bangkalan

Kuliner khas Kudus

Hidangan soto kerbau.dok BBC Indonesia Hidangan soto kerbau.
Kuliner khas Kudus dengan bahan daging kerbau juga termasuk soto, pindang dan masakan daging lainnya.

"Bahan bakunya daging. Karena adanya daging kerbau, maka masakannya pakai daging kerbau. Dan masakan yang berbasis kerbau ini menjadi khas dari Kudus," kata Nadjib.

Sampai sekarang masyarakat Kudus masih tetap memegang teguh larangan Sunan Kudus untuk tindak menyembelih sapi, termasuk pada perayaan Idul Adha.

Sikap saling membantu masyarakat, menurut Nadjib, sangat terlihat, antara lain saat peringatan Sunan Kudus pada 10 Muharam dengan ribuan orang ikut memberi sumbangan atau mendapat pembagian nasi, termasuk warga non-Muslim.

Baca juga: 62 Warga Kudus Terinfeksi Varian Delta, tapi Pemkab Belum Tahu Identitasnya

"Bahkan yang memberikan sumbangan untuk acara Haul Mbah Sunan Kudus itu juga dari masyakat non-Muslim. Artinya, kebersamaan ini masih terus terjaga sampai sekarang," kata Nadjib Hasan.

Sunoto, penjual satai kerbau juga memahami tradisi yang terus dijaga masyarakat Kudus.

"Dulu Kanjeng Sunan Kudus menghormati pemeluk agama Hindu yang mensucikan sapi. Maka untuk toleransinya tidak nyembelih sapi. Biar tidak menyinggung agama lain. Sampai sekarang dilestarikan dan menjadi ikon kuliner Kudus." ujar Sunoto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com