BANDUNG, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, Irayanti mengatakan, ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan obat masih tersedia.
"(Tapi) ada beberapa item (obat) yang kritis. Mudah-mudahan segera sampai. Kita kan selalu meminta Kementerian Kesehatan dan pihak tertentu serta persiapan RSHS terhadap obat-obataan," ujar Irayanti dalam video yang diterima Kompas.com dari humas RSHS, Jumat (9/7/2021).
Irayanti mengaku, obat yang tidak ada adalah actemra. Actemra merupakan obat yang telah memeroleh rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pasien Covid-19 dengan gejala berat.
"Actemra tidak ada, kami lagi minta ke Farmakes. Untuk obat yang lain, satu bulan ke depan masih tersedia," tutur dia.
Baca juga: Kebutuhan Oksigen di RSHS Bandung Naik 3 Kali Lipat
Selain itu, Irawati menjelaskan kondisi kesehatan tenaga kesehatan (nakes) di RSHS. Ia mengungkapkan, dibanding Mei 2021 terjadi peningkatan kasus.
Dari hasil screening massal, sebanyak 200 dari 3.000 tenaga kerja di RSHS positif terpapar Covid-19. Para nakes tersebut ada yang dirawat, ada pula yang menjalankan isolasi mandiri (isoman).
Untuk mengatasi kekurangan nakes, pihaknya melakkan penambahan relawan. Selain itu, karena ada peralihan dari ruang non Covid-19 menjadi Covid-19, maka ada pengalihan tenaga kerja.
Untuk bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur Covid-19, Irawati mengatakan terjadi peningkatan. Dibanding Mei 2021, ruang ICU naik 30 persen dan ruang isolasi biasa naik 50 persen.
"Setelah melakukan penambahan, kami kini memiliki 321 tempat tidur ICU dan ruang isolasi biasa," pungkasnya.
Baca juga: Gara-gara Rumah Sakit di Bandung Penuh, Lansia Ini Meninggal di Dalam Taksi Online
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.