Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Porang, Petani Cianjur Untung Besar

Kompas.com - 01/07/2021, 06:42 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Yadi memutuskan beralih menanam porang setelah melihat nilai ekonomi dan pangsa pasar yang potensial.

Selain itu, budidaya tanaman porang terbilang mudah dengan risiko gagal panen yang kecil.

Kendati demikian, menurut Yadi, perlu diperhatikan adalah pemupukan dan penyemprotan selama pemeliharaan.

“Risiko gagal, kecil. Kalaupun ada umbi yang sebagian busuk atau rusak, masih bisa dijual,” ujar Yadi.

Menurut Yudi, yang terpenting adalah pemilihan bibit yang bagus dan berkualitas, karena akan berpengaruh terhadap hasil panen.

Tren tanaman porang

Seorang pengusaha porang, Yandi Setiandi (38) menuturkan, tren budidaya tanaman porang di Cianjur berkembang pesat sejak setahun terakhir.

Selama ini, ia menampung dan membeli porang hasil panen petani.

“Saat ini saya beli Rp 7.000 per kilogram dari petani. Di bulan 8-9 nanti harganya bisa Rp 10.000 per kilogram umbi basah,” kata Yandi saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Kampung Kandang Sapi, Rabu (30/6/2021).

Menurut Yandi, saat ini makin banyak petani di Cianjur beralih menanam porang.

Dari data di Perhimpunan Petani Porang Nusantara (P3N) Cianjur, menurut Yandi, jumlahnya mencapai 200 orang dengan luasan lahan 100 hektar yang tersebar di semua wilayah Cianjur.

“Porang Cianjur sendiri sangat potensial. Pemain-pemain porang banyak yang kejar ke sini karena kualitas bibitnya sangat bagus,” kata Yandi.

“Kalau di daerah lain, bibit katak bobotnya paling 2 ons, tapi di sini bisa mencapai 4 ons lebih,” kata Yandi.

Yandi mengatakan, porang yang ia beli dari petani kemudian diolah dengan mesin khusus hingga membentuk cip atau keping ukuran 0,5 sentimeter.

Selanjutnya, cip dipasok ke sejumlah pabrik yang ada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Porang yang sudah berbentuk cip itu oleh pabrik akan diolah menjadi tepung hingga ekstrak sebagai bahan baku makanan dan juga kosmetik,” kata Yandi.

Menurut dia, tren budidaya porang tidak akan musiman.

Namun, menjadi bisnis yang berkelanjutan, mengingat kebutuhan akan tepung porang terus meningkat setiap tahunnya.

“Kebutuhan ekspornya saja baru tersuplai 10 persen. Belum kebutuhan di dalam negeri. Jadi, masih sangat tinggi peluang pasarnya,” ungkap Yandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com