KOMPAS.com - Gua Rangko di Pulau Gusung, Labuan Bajo adalah salah satu objek wisata di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Berada di ujung utara Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat, butuh perjuangan ekstra untuk menaklukkan medan menuju Gua Rangko.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Gua Rangko masuk Desa Rangko, Kecamatan Boleng. Kendati demikian, gua ini justru tak menyatu dengan daratan Pulau Flores. Lebih tepatnya terpisah oleh perairan Tanjung Boleng.
Baca juga: Gua Mahakarya, Kecantikan di Perut Bumi Timur Madura
Untuk menuju Gua Rangko, dari kawasan pantai di Desa Rangko, pengunjung bisa memanfaatkan jasa perahu kayu bermesin milik penduduk setempat.
Dari dermaga Desa Rangko menuju Pulau Gusung dapat dicapai dalam 30 menit perjalanan laut dengan kondisi ombak yang tenang.
Selain dari Desa Rangko, pengunjung bisa menyewa kapal di Pelabuhan Labuan Bajo. Jarak tempuhnya paling cepat 50 menit hingga 70 menit menuju Pulau Gusung.
Namun tentu saja sewa kapalnya lebih mahal dibandingkan naik dari dermaga Desa Rangko.
Baca juga: Selesai Dibangun, 656 Homestay di Labuan Bajo Siap Terima Turis
Saat tiba di bibir pantai, pengunjung disambut dengan dermaga kayu yang di dilengkapi titian sepanjang 200 meter menuju bibir pantai.
Pengunjung harus hati-hati saat melewati titian selebar 1,5 meter ini, terlebih usai diguyur hujan karena lantai kayunya licin.
Baca juga: Selain Labuan Bajo, Tiga Kawasan di Kupang Ikut Dipercantik
Sambil berjalan di atas titian kayu ini, pengunjung bisa menatap pemandangan bawah laut yang indah tepat di bawah jembatan.
Gugusan terumbu karang dangkal di kedalaman satu meter tersaji memanjakan mata. Beragam ikan hias berenang bebas dan dapat kita nikmati dengan mata telanjang berkat jernihnya air laut yang biru.
Sebelum meneruskan perjalanan melewati bibir pantai, tepatnya di ujung dari jembatan kayu, pengunjung akan melewati sebuah bangunan kayu yang berfungsi sebagai pos penjaga dan loket retribusi.
Setiap pengunjung akan dikenai biaya retribusi sebesar R p20.000 untuk sekali masuk.
Baca juga: Pengembangan Labuan Bajo Ngebut, Persiapan SDM Penting Dilakukan
Pengunjung masih harus menaklukkan jalur setapak sejauh hampir 500 meter sebelum tiba di mulut gua.
Trek setapaknya sedikit terjal dan licin, terutama usai diguyur hujan maka jalan berubah menjadi berlumpur. Jika tidak awas melangkahkan kaki bisa terpeleset dan terantuk batu karang.
Setibanya di mulut gua, pengunjung kembali diuji nyali. Yaitu melewati titian berupa tangga kayu yang licin untuk turun ke dasar gua yang berbatu sedikit tajam dan licin karena ditumbuhi lumut.
Baca juga: Mengenal Danau Matano, Danau Terdalam di Asia Tenggara dan Cerita Gua Tengkorak
Tak perlu terburu-buru untuk menaklukkan tiap anak tangga kayua.
Perjuangan menaklukkan medan terjal dan menantang segera berakhir begitu pengunjung melangkahkan kaki hanya beberapa meter menjauh dari tangga.
Di hadapan di antara batu-batu stalaktit yang berbaris menggantung di langit-langit gua, pengunjung bisa melihat pantulan riak air terkena sinar mentari yang terefleksi pada dinding gua.
Baca juga: Kunjungan ke Labuan Bajo Turun 83 Persen, Ini Strategi Pemerintah
Air kolamnya sangat jernih hingga membuat bebatuan stalagmit yang berada di dasar kolam terlihat sangat jelas.
Apalagi jika ditimpa pendaran sinar matahari hingga dasar kolam di kedalaman empat meter. Satu kata, indah.
Uniknya, kendati kolam ini berada di dalam gua tetapi rasa airnya asin karena berasal dari air laut yang masuk ke dalam gua melalui celah-celah sempit bebatuan.
Baca juga: Di Pengadilan, Juliari Ungkap Alasan Gelar Rapat di Labuan Bajo Saat Pandemi
Saat akan masuk ke dalam kolam dan berenang, harap berhati-hati melangkahkan kaki karena batu-batuan cadas di pinggiran kolam sangat licin.
Begitu juga saat sedang berenang, tetap berhati-hati agar anggota badan tidak terkena batuan cadas dan tajam di sekitar kolam.
Jika sudah puas berenang di kolam alam, segera keluar dari gua dan lanjutkan dengan snorkeling di perairan dangkal Pulau Gusung.
Sambil menikmati pemandangan koleksi terumbu karang serta kejernihan air dan ikut menyaksikan ikan-ikan hias berenang dengan bebas di sekitar terumbu karang, jadi hal lain yang memanjakan perasaan.
Baca juga: Dugaan Korupsi Lahan di Labuan Bajo, Jaksa Sita 7 Aset Milik 2 WN Italia
Jangan lupa menyiapkan perbekalan yang cukup. Karena selain tidak ada warung makan di lokasi objek wisata, pengunjung juga sedikit sulit mendapatkan air bersih termasuk untuk minum.
Selain itu persiapkan pakaian yang simple, termasuk baju ganti serta kantong plastik untuk pakaian basah yang dipakai berenang. Jangan lupa bawa juga alat penerangan, misalnya, senter atau lampu minyak. Serta membawa obat nyamuk lotion karena di sekitar lingkungan gua banyak sekali nyamuk.
Waktu terbaik mengunjungi gua unik ini sebaiknya sebelum pukul 15.00 ketika matahari masih tinggi agar tidak kemalaman keluar dari Pulau Gusung.
Karena selain tidak ada penginapan, lokasi ini sangat gelap saat malam.
Terakhir, tetap dijaga protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran virus corona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.