Menurut Baha’, keturunan Suku Kalang hingga kini masih eksis di Jawa.
Hanya saja mereka tak lagi mengasingkan diri, sudah berbaur dengan masyarakat, dan menganut agama samawi seperti beragama Islam.
Ciri makam suku Kalang kuno
Baha’ menjelaskan, ciri makam Suku Kalang kuno biasanya terdapat tumpukan batu.
Baca juga: Puluhan Orang Berburu Harta Karun Makam Kuno Wong Kalang di Hutan Blora
Ia mencontohkan makam orang-orang Kalang di Banyuwangi, Jawa Timur, yang makamnya berupa susunan batu putih.
“Setahu saya batu, artinya bukan cetakan,” tuturnya.
Sejauh ini, Baha’ belum pernah menjumpai makam Suku Kalang yang di atasnya benbentuk tumpukan batu bata seperti empat makam di Pemakaman Gondang Timur, Desa Gondang, Kecamatan Pace, Nganjuk.
“Ini masih asumsi ya. Batu-bata itu kan diproduksi pada periode Hindu kan,” kata Baha’.
“Bisa saja orang Kalang itu (Desa Gondang Nganjuk) meninggalnya pada periode Hindu, sehingga kemudian makamnya diberi batu-bata itu. Tapi kalau budaya mereka yang asli, yang asli itu artinya yang belum mengenal Hindu, itu batu setahu saya,” lanjutnya.
Baca juga: Mengenal Wong Kalang, Suku Asli Jawa, Hidup Nomaden dari Hutan ke Hutan
Ciri makam Suku Kalang lainnya yakni pusara menghadap ke sungai. Makam Suku Kalang jelas berbeda dengan pusara Umat Islam yang membujur selatan-utara.
“Sepengetahuan saya itu berhubungan dengan sungai, seperti yang terjadi di Bojonegoro atau di Banyuwangi. Di Banyuwangi perbatasan dengan Jember, karena itu ada bukit-bukit kan, nah itu (bagian kaki makam) menghadapnya ke (sungai),” paparnya.
Selanjutnya, makam Suku Kalang pasti terdapat bekal kubur di dalamnya.
Bekal kubur itu berupa benda-benda yang berharga semasa hidup yang bersangkutan, seperti manik-manik, gelang, anting, senjata, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.