Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita PKL Alun-alun Purwokerto, Disemprot Disinfektan Saat Berjualan hingga Jual Motor untuk Menyambung Hidup

Kompas.com - 09/06/2021, 15:35 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengeluarkan unek-uneknya di hadapan Bupati Banyumas Achmad Husein.

Pertemuan yang berlangsung di ruang Joko Kaiman, Rabu (9/6/2021) itu digelar menyusul dibubarkannya PKL oleh anggota Satpol PP dan polisi dengan disemprot cairan disinfektan.

Humas Paguyuban PKL Sehati Sugianto mengaku, sadar bahwa di kompleks alun-alun dilarang untuk berjualan PKL.

"Kami mohon maaf atas kejadian yang tidak kami duga. Kami nekat berjualan, kami sadar itu menyalahi aturan, dalam arti bisa menimbulkan kerumunan," kata Sugianto.

Baca juga: PKL Alun-alun Purwokerto Disemprot Disinfektan, Bupati Minta Maaf

Dikatakan Sugianto, ia dan rekan-rekannya terpaksa berjualan kembali di alun-alun karena sejak pandemi Covid-19 tidak memiliki mata pencaharian.

Sebagian di antara mereka juga terpaksa beralih profesi.

"Kami sudah terlalu lama vakum tidak berjualan, apalagi menghadapi tahun ajaran baru memerlukan uang untuk sekolah anak. Untuk menyambung hidup kami jual barang-barang, jual motor juga," ujar Sugianto sambil sesenggukan.

Seperti diketahui, kompleks alun-alun merupakan kawasan bebas PKL. Pada awal pandemi Covid-19 alun-alun ditutup, sehingga PKL tidak berjualan.

Namun, mereka kembali berjualan di sisi timur alun-alun, tepatnya di Jalan Pengadilan.

Baca juga: Bubarkan PKL di Alun-alun Purwokerto, Satpol PP Semprotkan Cairan Disinfektan

Menurut Sugianto, tanpa adanya PKL, alun-alun kini mulai banyak dikunjungi masyarakat.

"Kalau kami disalahkan Satgas Covid-19 kami mohon maaf, tapi perlu diingat tanpa kami pun ada kerumunan," kata Sugianto.

Sugianto mengaku, tidak punya pilihan lain selain berjualan di alun-alun.

"Karena hanya alun-alun tempat kami mencari nafkah, yang berjualan warga sekitar sini saja. Beginilah kami yang SDM-nya kurang, kalau SDM kami tidak kurang, mungkin kami tidak jadi PKL," ujar Sugianto.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, untuk sementara memberikan toleransi berjualan di alun-alun, sambil mencari solusi permanen.

"Sementara sebelum kami mencari solusi permanen, maka diperailahkan. Tapi perlu diingat ini bukan berarti saya mengizinkan," kata Husein.

Selain itu, PKL juga wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

Husein juga membatasi jam operasional dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

"Prinsipnya saya masih memberi toleransi, karena menyadari mencari makan sedang susah. Bapak (PKL) juga harus menyadari supaya kita tidak susah, jaga diri baik-baik," ujar Husein.

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Sehati Ali menyatakan, siap menjalankan protokol kesehatan.

"Kami ada satgas sendiri, kami juga menyiapkan alat seperti face shield," kata Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com