Dia juga membantah informasi yang beredar selama ini terkait pemakaman salah seorang warganya.
Kejadian pemakaman tanpa protokol kesehatan disebutnya hanya karena kesalahan komunikasi saja.
“Jadi pemakamannya itu jadi kemarin miss komunikasi, dari warga sudah menghubungi satgas tapi kok tidak datang dan respon. Termasuk rumah sakit ada rambu-rambu kalo sudah di peti itu lebih aman gitu lho," kata Kuswanto.
Baca juga: Warga 1 Kelurahan di Bantul 3 Kali Tolak Memakamkan Jenazah dengan Protokol Covid-19
Menurut dia, karena tidak adanya Satgas di lokasi, maka warga langsung memakamkan. Saat pemakaman pun jenasah tidak dikeluarkan dari peti.
"Peti tidak dibuka kok, kami menyalatkan saja tetap di dalam ambulans. Penolakan itu tidak benar tapi ada miss komunikasi," ucap Kuswanto
Kuswanto tidak menyebut detail jumlah warga yang ikut dalam pemakaman.
Namun dia menyebut warga yang memakamkan hanya sedikit, karena persiapan pemakaman berlangsung sejak tengah malam hingga subuh.
"Dari jam kematian sampai dikuburkan itu tidak ada petugas. Yang memberi arahan itu enggak ada. Kita itu manut aja kalau ada arahan. Tapi kan jamnya itu kan mas. Dari tengah malam sampai subuh itu kan, keluarga posisinya panik," kata dia.
Baca juga: Warganya Nekat Makamkan Jenazah Covid-19 Tanpa APD, Ini Kata Bupati Bantul
Disinggung sosok warga yang dilaporkan relawan pemakaman Covid-19 Bantul, karena dianggap melakukan provokasi. Dia membenarkan jika pria tersebut warga RT 93.
Dia menjelaskan pada 18 Mei 2021 di RT tersebut ada kasus suspect corona meninggal dunia dan dimakamkan tanpa prokes.
Namun setelah hasil swab pCR keluar diketahui bahwa suspect itu negatif Covid-19.