Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telaga Sarangan Magetan, Legenda Suami Istri Berubah Jadi Naga di Lereng Gunung Lawu

Kompas.com - 03/06/2021, 11:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Telaga Sarangan menjadi perbincangan publik setelah dua peristiwa yang viral di media sosial terjadi dalam kurun waktu 3 hari.

Yang pertama adalah peristiwa seorang perempuan jalan santai di tengah jalan yang menyebabkan kemacetan ke arah detinasi Telaga Sarangan.

Peristiwa tersebut terekam di lokasi tak jauh dari destinasi wisata Kebun Bunga Refugia di Kecamatan Palosan, Magetan, Jawa Timur pada Minggu (30/5/2021) siang.

Baca juga: Pemilik Rumah Makan dan Pengunjung Pemesan Sate yang Berkelahi di Telaga Sarangan Saling Lapor Polisi

Di video yang beredar, perempuan tersebut terlihat marah saat pengguna jalan meminta untuk minggir.

Sementara peristiwa kedua terjadi pada Selasa (1/6/2021), Di video yang berdurasi 20 detik, terekam kerumuman orang yang berusaha melerai perkelahian.

Dua orang yang berkelahi adalah pemilik restoran di Telaga Sarangan dan pengunjung.

Baca juga: Pengunjung dan Pemilik Rumah Makan di Telaga Sarangan Berkelahi, Gegara Sate yang Dipesan dari Luar

Perkelahian dipicu saat pengunjung restoran memesan sate di luar restoran dan membawanya ke dalam sembari menunggu pesanan datang.

Melihat pengunjung membawa sate ke dalam rumah makan, pemilik rumah makan kemudian menegur penjual sate.

Karena merasa pedagang sate tidak salah, pengunjung itu kemudian membela pedagang sate hingga terjadi kesalahpahaman yang berujung perkelahian.

Baca juga: Heboh Perempuan Berjalan Santai di Tengah Jalan Menuju Telaga Sarangan hingga Membuat Jalan Macet, Ini Kata Polisi

Legenda naga di lerang Gunung Lawu

Puncak Gunung Lawu diselimuti awan berbentuk seperti angin puting beliung. Penampakan awan di atas puncak Gunung Lawu terlihat jelas dari Kabupaten Magetan yang berada di sisi sebelah timur Gunung Lawu, Kamis (5/11/2020).KOMPAS.COM/SUKOCO Puncak Gunung Lawu diselimuti awan berbentuk seperti angin puting beliung. Penampakan awan di atas puncak Gunung Lawu terlihat jelas dari Kabupaten Magetan yang berada di sisi sebelah timur Gunung Lawu, Kamis (5/11/2020).
Telaga Sarangan berada di kawasan kaki Gunung Lawu, tepatnya di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur

Telaga Sarangan tersebut menjadi destinasi wisata alam andlan Kabupaten Magetan yang terletak di di ketinggian 1.200 di atas permukaan air laut dengan suhu antara 15-20 derajat celcius.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Telaga Sarangan memiliki luas 30 hektar dengan kedalaman sekitar 28 meter.

Baca juga: Telaga Sarangan di Magetan Ditutup karena Ada Warga Positif Covid-19

Ada yang unik dari telaga ini, yakni pulau yang ada di tengah telaga dan dikeramatkan oleh penduduk sekitar.

Menurut penduduk setempat, di pulau itu bersemayam roh leluhur Telaga Sarangan, yaitu Kyai Pasir dan Nyai Pasir.

Dari legenda tersebut penduduk setempat juga sering menyebut Telaga Sarangan sebagai Telaga Pasir.

Legenda Telaga Sarangan menceritakan sepasang suami istri yang bernama Kyai dan Nyai Pasir.

Baca juga: Telaga Sarangan di Magetan Ditutup karena Ada Warga Positif Covid-19

Mulai dibuka, pemerintah Kabupaten Magetan akan batasi pengunjung Telaga Sarangan sebanyak 2.000 pengunjung saja.KOMPAS.COM/SUKOCO Mulai dibuka, pemerintah Kabupaten Magetan akan batasi pengunjung Telaga Sarangan sebanyak 2.000 pengunjung saja.
Bertahun-tahun hidup sebagai suami istri, mereka belum dikaruniai seorang anak. Lalu Kyai dan Nyai Pasir bersemedi memohon kepada Sang Hyang Widhi agar dikaruniai anak.

Akhirnya mereka pun medapat seorang anak lelaki yang diberi nama Joko Lelung. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari mereka bercocok tanam dan berburu.

Karena pekerjaan yang dirasa berat maka Kyai dan Nyai Pasir bersemedi memohon kesehatan dan umur panjang kepada Sang Hyang Widhi.

Dalam semedinya, pasangan suami istri tersebut mendapat wangsit bahwa keinginannya akan terwujud jika ia dapat menemukan dan memakan telur yang ada di dekat ladangnya.

Baca juga: Cerita Sang Juru Foto Telaga Sarangan dan Keanggotaan Senilai Rp 60 Juta

Ketika itu Nyai Pasir menemukan telur tersebut dan membawanya pulang lalu memasaknya. Telur kemudian dibagi dua, satu dimakan oleh Kyai Pasir dan yang satunya dimakan oleh Nyai Pasir.

Setelah memakan telur tersebut Kyai Pasir kembali pergi ke ladang. Namun di tengah perjalanan badannya terasa panas dan gatal. Kyai Pasir tak kuasa menahan gatal itu dan menggaruknya hingga menimbulkan luka lecet di seluruh tubuh.

Akhirnya tubuh Kyai Pasir berubah menjadi ular naga yang sangat besar. Hal yang sama juga terjadi dengan Nyai Pasir.

Baca juga: Sampah Bangkai Ayam Tebar Aroma Busuk di Jalan Menuju Telaga Sarangan

Kampung  Wono Mulyo di Magetan, Jatim, menyimpan keindahan alam dan keindahan budaya. Sulitnya medan membuat wisatawan yang berkunjung ke Telaga Sarangan kesulitan mengakses Kampong Musik Tongling tersebut. KOMPAS.com/SUKOCO Kampung Wono Mulyo di Magetan, Jatim, menyimpan keindahan alam dan keindahan budaya. Sulitnya medan membuat wisatawan yang berkunjung ke Telaga Sarangan kesulitan mengakses Kampong Musik Tongling tersebut.
Keduanya lalu berubah menjadi ular naga yang sangat besar dan berguling-guling di pasir sehingga menimbulkan cekungan yang semakin lama semakin besar dan dalam.

Dari dalam cekungan keluar air yang sangat deras dan menggenangi cekungan tadi.

Menyadari kemampuan yang dimilikinya, Kyai Pasir dan Nyai Pasir berniat untuk membuat cekungan sebanyak-banyaknya untuk menenggelamkan Gunung Lawu.

Mengetahui kedua orangtuanya berubah menjadi naga besar dan memiliki niat buruk, maka Joko Lelung bersemedi agar niat tersebut dapat diurungkan.

Baca juga: Terpeleset Saat Ambil Air, Pengunjung Telaga Sarangan Tewas Tenggelam

Permintaan Joko Lelung pun diterima oleh Hyang Widhi.

Kedua naga perwujudan dari Kyai dan Nyai Pasir bisa ditenangkan. Mereka tak lagi berguling-guling. Namun cerukan tanah masih ada dan terisi air hingga dikenal sebagai Telaga Sarangan.

Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi Naga itu, perlahan menjadi mahluk tak kasat mata yang diyakini hingga saat ini masih menunggu di telaga sampai anugerah umur panjang dari sang pencipta berakhir.

Baca juga: Warga Serbu Telaga Sarangan Jelang Ramadhan, Apa yang Mereka Lakukan?

Cerita itu sampai saat ini masih diyakini oleh penduduk setempat. Bahkan setiap menjelang bulan Ruwah (bulan puasa) warga sekitar selalu menggelar upacara bersih desa dan labuh sesaji dengan memberikan hasil desa untuk tolak bala dan memperingati terbentuknya Telaga Pasir.

Upacara ini juga bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada roh leluhur yang merupakan cikal bakal Desa Sarangan yaitu Kyai dan Nyai Pasir.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sukoco | Editor : Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com