SERANG, KOMPAS.com - Serentetan gempa bumi mengguncang Banten pada Minggu (25/5/2021).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorolgi, Klimatologi dan Gesofiika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, gempa yang terjadi di Banten disebabkan adanya aktivitas sesar lokal.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault)," kata Bambang melalui keterangan resminya. Minggu (23/5/2021).
Baca juga: Dua Gempa Guncang Banten, Warga: Kami di Pantai Berlarian Panik, Takut Tsunami
Hasil informasi pendahuluan BMKG menunjukka, gempa bumi di Sumur, Pandeglang, Banten memiliki parameter awal gempa pertama M 5,0 dan gempa kedua M 5,4.
Kemudian, BMKG melakukan pemutakhiran menjadi awal gempa pertama M 4,9 dan M 5,2.
Gempa bumi pertama terjadi pada koordinat 6,59 LS dan 105,45 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 17 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 10 km.
Kemudian gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,64 LS dan 105,43 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 16 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 10 km.
Dua gempa itu pun dirasakan hingga Sukabumi, Bogor, Jawa Barat. Kemudian Labuan, Munjul, Rangkasbitung, Banjarsari, Cileles, Cirinten, dan Bayah.
Baca juga: Setelah Banten 2 Kali Diguncang Gempa, BMKG Sebut Ada 6 Gempa Susulan
Pantauan BMKG juga menunjukkan terjadinya enam kali aktivitas gempabumi susulan dengan rentang magnitudo M 2,8 sampai dengan M 4,6.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata Bambang.
BMKG memastikan, dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.