Sulit berkomunikasi
Joel langsung naik ke permukaan dan melihat kondisi Leonard yang kedinginan dan tidak bisa diajak berkomunikasi.
Karena kemungkinan trauma berada di goa yang gelap selama 20 jam, Leonard kemudian diajak bercerita pelan-pelan oleh Joel.
“Setelah kesadarannya agak pulih, saya mulai berpikir bagaimana menyelamatkan korban. Ada tiga kemungkinan usaha penyelamatan yang pertama jalan keluarnya tidak ada, di atas ruangan (goa) tersebut ada air. Kedua, apabila saya tinggalkan dan meminta bantuan takutnya anak ini berpikiran saya meninggalkannya dan yang ketiga saya mengajari korban menggunakan regulator cadangan yang ada di alat selam,"jelasnya.
Akhirnya Joel mantap memutuskan mengajari Leonard menggunakan regulator cadangan dan memintanya berpegangan pada rompi selam dengan kaki melingkar di pinggang Joel.
"Kami berdua loncat ke dalam air dan sempat melewati pusaran hingga akhirnya ke permukaan air sudah banyak orang yang menunggu kedatangan kami," kata Joel mengakhiri kisah penyelamatan itu.
Bermula injak batu licin
Sementara itu, Leonard Laimeheriwa menceritakan, dirinya hanyut setelah terpeleset saat menginjak batu yang licin.
Dia kemudian terseret ke air dan jatuh ke dalam goa.
"Begitu terseret air saya masih minta tolong kepada teman, tapi karena arus cukup deras saya langsung jatuh ke goa. Tangan kiri saya langsung memegang akar pohon, dalam hati saya takut mama bersama rombongan meninggalkan saya sendiri dia dalam," kata Leonard.
"Saya pun tidak lupa berdoa meminta Tuhan menolong saya dan tetap bertahan memegang akar pohon sampai om Joel datang dan menolong saya," sambung Leonard.
Kejadian ini membuat Leonard bertekad menjadi seorang polisi seperti Aipda Joel.
"Terima kasih bayak kepada om Joel Bolang yang telah menyelamatkan saya. Semoga suatu saat nanti saya menjadi polisi Polair supaya bisa membantu masyarakat," kata Leonard.