Salin Artikel

"Ada Kaki di Atas Kepala Saya, Ditarik Diam Saja, Saya Kira Sudah Meninggal"

Joel berhasil menemukan Leonard yang berpegangan pada akar pohon dan menyelamatkannya keluar dari goa.

Aksi penyelamatan itu dilakukan dengan tidak mudah karena keberadaan Leonard sulit dijangkau.

Joel menceritakan, dirinya mendapat perintah langsung dari Dirpolair Polda NTT untuk segera ke Sungai Bileno, Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, untuk melakukan pencarian terhadap bocah hanyut, Minggu (16/5/2021) malam.

Aipda Joel bersama dua orang rekan penyelam membawa peralatan seperlunya dan tiba di lokasi pada Senin (17/5/2021) sekitar pukul 03.00 Wita.

Setelah matahari terbit, polisi dan Basarnas melakukan penyelaman, tetapi terkendala arus deras dan jarak pandang yang terbatas.

“Setelah melakukan survei terhadap medan, tiga kali kami melakukan penyelaman, namun gagal karena arus sungai dan juga jarak pandang terbatas cuma satu jengkal tangan," kata Joel saat berkunjung di rumah Leonard, Rabu (19/5/2021).

"Kami pun berusaha mencari apakah ada ruangan di bawah air terjun. Setelah melakukan penyelaman yang keempat kalinya saya sendiri yang berhasil melewati arus yang besar dan berupaya mencari kemungkinan adanya ruangan dimanfaatkan oleh korban atau tersangkut di celah-celah batu tersebut," sambungnya.

Menyelam dua meter di dalam goa, Joel kemudian melihat ada kaki di atas kepalanya yang dia kira adalah kaki kawannya.

Ternyata kaki tersebut adalah kaki Leonard yang sedang berpegangan pada akar pohon.

“Saat saya tarik kakinya, tapi diam saja tidak ada respons. Dalam hati saya bilang ini pasti korban yang sudah meninggal. Saya mencoba menarik sekali lagi kaki tersebut, tiba-tiba ada gerakan, sehingga saya langsung senang karena ternyata korbannya masih hidup," kata Joel.

Joel langsung naik ke permukaan dan melihat kondisi Leonard yang kedinginan dan tidak bisa diajak berkomunikasi.

Karena kemungkinan trauma berada di goa yang gelap selama 20 jam, Leonard kemudian diajak bercerita pelan-pelan oleh Joel.

“Setelah kesadarannya agak pulih, saya mulai berpikir bagaimana menyelamatkan korban. Ada tiga kemungkinan usaha penyelamatan yang pertama jalan keluarnya tidak ada, di atas ruangan (goa) tersebut ada air. Kedua, apabila saya tinggalkan dan meminta bantuan takutnya anak ini berpikiran saya meninggalkannya dan yang ketiga saya mengajari korban menggunakan regulator cadangan yang ada di alat selam,"jelasnya.

Akhirnya Joel mantap memutuskan mengajari Leonard menggunakan regulator cadangan dan memintanya berpegangan pada rompi selam dengan kaki melingkar di pinggang Joel.

"Kami berdua loncat ke dalam air dan sempat melewati pusaran hingga akhirnya ke permukaan air sudah banyak orang yang menunggu kedatangan kami," kata Joel mengakhiri kisah penyelamatan itu.

Bermula injak batu licin

Sementara itu, Leonard Laimeheriwa menceritakan, dirinya hanyut setelah terpeleset saat menginjak batu yang licin.

Dia kemudian terseret ke air dan jatuh ke dalam goa.

"Begitu terseret air saya masih minta tolong kepada teman, tapi karena arus cukup deras saya langsung jatuh ke goa. Tangan kiri saya langsung memegang akar pohon, dalam hati saya takut mama bersama rombongan meninggalkan saya sendiri dia dalam," kata Leonard.

"Saya pun tidak lupa berdoa meminta Tuhan menolong saya dan tetap bertahan memegang akar pohon sampai om Joel datang dan menolong saya," sambung Leonard.

Kejadian ini membuat Leonard bertekad menjadi seorang polisi seperti Aipda Joel.

"Terima kasih bayak kepada om Joel Bolang yang telah menyelamatkan saya. Semoga suatu saat nanti saya menjadi polisi Polair supaya bisa membantu masyarakat," kata Leonard.


Orangtua berterima kasih

Kedua orangtua Leonard pun berterima kasih kepada Aipda Joel dan Direktur Polair Polda NTT Kombes Andreas Heri Susi Darto yang berkunjung ke rumah mereka.

“Kami atas nama orangtua dari anak Leon (Sapaan akrab Leonard) mengucapkan terima kasih kepada Polda NTT dalam hal ini jajaran Ditpolair Polda NTT, khususnya kepada anggota Aipda Joel Bolang," ujar ayah Leonard, Jidon Laimeheriwa.

Jidon tak henti berterima kasih karena Joel bersusah payah menembus arus deras, bahkan mengajari anaknya menggunakan regulator hingga berhasil menyelamatkan Leonard.

"Begitu ketemu Leon masih diajarkan juga bagaimana menggunakan regulator dan membawa anak kami keluar dari goa melewati pusaran air yang cukup deras. Tak henti-hentinya kami ucapkan terima kasih banyak untuk keselamatan yang diberikan bagi anak kami, Aipda Joel merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan dalam menyelamatkan anak kami," ujar Jidon.

(KOMPAS.COM/ SIGIRANUS MARUTHO BERE)

https://regional.kompas.com/read/2021/05/21/074755378/ada-kaki-di-atas-kepala-saya-ditarik-diam-saja-saya-kira-sudah-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke