"Kapal selam di dunia itu maksimum 500 meter. Untuk posisi yang tidak diizinkan untuk menyelam lagi. Kalau lebih dari 500 meter maka dia akan mengalami deformasi," kata dia.
Jika KRI Nanggala-402 tenggelam dan terisi air laut maka berat kapal bisa menyentuh 1.450 ton.
Dari berat itu, dan dengan kecepatan yang ada kemungkinan 10 meter per detik, ketika berada di kedalaman 300 hingga 400 meter maka bisa dipastikan akan mengalami deformasi bentuk.
"Bayangkan kalau dia menghujam ke bawah (dasar laut) iya mengkerut. Sehingga kecepatan tinggi deformasi kena dasar laut maka akan terjadi pecahan," tuturnya.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak dan dinyatakan tenggelam saat melaksanakan latihan di perairan utara Bali pada 21 April 2021.
Saat itu dijadwalkan KRI Nanggala akan melaksanakan penembakan torpedo.
Latihan tersebut merupakan bagian dari pembinaan kesiapan operasional prajurit dan satuan.
Hingga kini, tim SAR baik dari dalam negeri dan luar negeri masih terus berupaya mengevakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter.
Kejadian itu juga menyebabkan 53 awak gugur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.