DENPASAR, KOMPAS.com - Panglima Komando Armada (Pangkoarmada II) Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan, penyebab pasti tenggelamnya KRI Nanggala-402 sejauh ini masih menjadi misteri.
Namun, Iwan menegaskan, tidak terjadi ledakan di KRI Nanggala-402 sebelum kapal buatan Jerman itu dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali.
"Kalau meledak kapal-kapal kami yang mempunyai kemampuan sonar mendengarkan suara dalam air pasti mendengar," kata Iwan dalam konferensi pers di Lanal Bali yang disiarkan langsung di YouTube TNI AL, Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Belum Ditemukan, Badan Kapal KRI Nanggala-402 Diduga Berada di Kawah Perairan Bali
Menurut Iwan, berdasarkan pengalaman latihan penembakan torpedo sebelumnya, daerah di luar area penembakan sudah dijaga oleh kapal-kapal yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi suara di dalam air.
Namun, saat latihan KRI Nanggala-402 digelar, tak ada suara ledakan yang terdeteksi.
"Sehingga ini murni kecelakaan bukan meledak karena pengaruh yang lain," kata Iwan.
Di tengah situasi ketidakpastian itu, Iwan mengaku tim investigasi masih terus mencari penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.
"Bapak KSAL sudah menerjunkan tim investigasi dan sejak beberapa hari yang lalu sudah melaksanakan tugasnya, dan menunggu apa yang dicapai oleh tim investigasi tersebut sehingga mohon dengan sangat tidak menerka apa penyebabnya," ujarnya.
Baca juga: Bantu Evakuasi KRI Nanggala-402, China: Ini Hal yang Rumit
Secara umum, lanjut Iwan, kemampuan menyelam kapal KRI Nanggala maksimal 500 meter.
Apabila terjadi blackout, kapal tenggelam dengan kecepatan 100 meter per 10 detik.
Dia memprediksi KRI Nanggala-402 tenggelam selama 80-90 detik dan jatuh pada kedalaman 833 meter.
"Kami pun orang-orang kapal selam meneliti, tidak hanya orang kapal selam yang masih aktif, tapi kami pun berkoordinasi dengan senior-senior kami sesepuh kapal selam. Kira-kira apa yang sebenarnya kami mempelajari semuanya dihadapkan dengan kemampuan kapal yang ada," ujarnya.
KRI Nanggala-402 berubah bentuk di kedalaman 833 meter
Kondisi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali diketahui pecah di tiga bagian. Yaitu buritan, haluan dan anjungan.
Pihaknya, kata Iwan, masih terus mempelajari tenggelamnya KRI Nanggala-402, terutama pada pecahan-pecahan yang ditemukan serta terjadinya deformasi atau perubahan bentuk.