Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kelemben, Bolu Kering Khas Banyuwangi yang Banyak Tersaji Saat Hari Raya Idul Fitri

Kompas.com - 05/05/2021, 15:33 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Resep turun-temurun

Ia mengaku belajar membuat kelemben dari orangtuanya dengan resep turun temurun.

Kemudian sekitar 2008 mulai membuat memproduksi sendiri ketika ada pesanan dari tetangga atau keluarga yang sedang ada hajatan.

Proses pembuatan kelemben dimulai dengan memecahkan telur lalu dikocok menggunakan mixer sampai mengembang.

Selanjutnya menambahkan bahan lainnya yakni tepung terigu, gula putih, gula aren, garam, dan soda kue.

Bahan tersebut kembali dikocok menggunakan mixer hingga lembut.

Setelah adonan jadi, kemudian dipanggang mennggunakan cetakan kue berbahan besi dan dipanggang di atas tungku.

Setelah itu tungku ditutup kembali menggunakan seng dan di atasnya diberi serabut kelapa yang telah dibakar.

Setelah itu ditunggu sekitar 10 menit hingga matang dan siap untuk disajikan.

Baca juga: Tak Ingin Kasus Covid-19 Melonjak seperti India, Banyuwangi Mulai Perketat Perbatasan

Pesanan saat Ramadhan meningkat hampir 2 kali lipat

Ilustrasi lebaran saat pandemiDOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi lebaran saat pandemi

Susiati mengatakan, kue buatannya biasanya dibeli orang dan kemudian kembali dijual untuk oleh-oleh.

Saat hari biasa, ia membuat berdasarkan pesanan.

Hari biasa ia membuat sekitar 6 kilogram kue kelemben dalam satu minggu.

Setiap kilogram berisi 45 kue kelemben dengan harga Rp55 ribu.

Sementara saat bulan Ramadhan, pesanan meningkat. Dalam sehari ia bisa membuat 11 kilogram kue kelemben.

"Tambah rame kalau Lebaran dan Ramadhan ini," kata dia.

Berkat menjual kelemben ini, ia mengaku bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Susiati mengatakan menerina pesanan kelemben untuk acara hajatan atau untuk oleh-oleh.

Ia juga mengatakan masih mempertahankan cara pembuatan secara tradisional karena hasil kuenya matang sempurna

Sebab, beberapa waktu lalu pernah mencova menggunakan oven otomatis. Namun tidak berhasil atau gagal.

"Bagian atasnya bagus tapi bagian bawah tak matang. Akhirnya tetap pakai secara tradisional," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com