SURABAYA, KOMPAS.com - Memasuki 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, pihak pengelola Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) membatasi waktu iktikaf (berdiam di dalam masjid).
Pembatasan waktu tersebut guna mendukung program pemerintah untuk menekan angka penularan virus Covid -19. Begitu pula dengan wilayah Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Humas MAS Helmy M Noor menjelaskan, pihaknya saat ini memberikan batasan waktu bagi para jemaah yang hendak beribadah iktikaf di dalam masjid.
Baca juga: Positif Covid-19, 34 Pekerja Migran Indonesia Dirawat di RS Lapangan Surabaya
Pengelola melarang sementara Qiyamul Lail atau iktikaf dengan waktu yang sangat panjang.
Namun, MAS memberikan batasan-batasan tertentu supaya jemaah bisa tetap beribadah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).
"Iktikaf hanya sampai jam 21.00. Lalu, masjid ditutup untuk sterilisasi dan buka kembali pukul 03.00 WIB, iktikaf dan shalat subuh," ujar Helmy saat dihubungi, Rabu (5/5/2021).
Perihal iktikaf, tahun ini Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) melarang masyarakat untuk melakukan hal itu. Namun, ada kelonggaran regulasi tertentu untuk pelaksanaannya.
"Badan Pengelola Masjid Al Akbar Juga Rindu Qiyamul Lail. Namun, demi menjaga kenyamanan dan kesehatan jemaah, untuk tahun ini program Qiyamul Lail ditiadakan. Semoga Allah lekas mencabut pandemi Covid-19 dan dan tahun depan bisa melaksanakan Qiyamul Lail dan sahur bersama di Masjid Al Akbar Surabaya," papar dia.
Baca juga: Antisipasi Covid-19, Mal di Surabaya Hanya Boleh Menampung 50 Persen Pengunjung
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.