KOMPAS.com - Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa mantan komandan KRI Nanggala-402 langsung menangis di pelukan sang kakak saat mengetahui insiden kapal selam Naggala di perairan utara Bali.
Kondisi Iwa saat ini sulit berbicara dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya.
Hal tersebut diceritakan Purnawirawan Anton Charliya kakak kandung Iwa Kartiwa kepada Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).
Iwa adalah adik kelima dari Anton yang tercatat sebagai mantan Kapolda Jawa Barat.
Baca juga: Iwa Kartiwa, Sang Kolonel Penakluk Kapal Selam Indonesia, 26 Tahun Gadaikan Hidup dengan Maut
"Iya, Iwa itu adik kandung saya dan dia juga sebagai salahsatu petugas pelopor kapal selam di Indonesia. Iwa sekarang terbaring sakit dan saat mendengar insiden KRI Nanggala, kami langsung nangis. Namun, mereka sudah tahu risiko pasukan khusus kapal selam itu gadaikan hidupnya dengan maut," jelas Anton
Anton bercerita jika Iwa lulus Akademi Militer Angkatan Laut Tahun 1991. Sepanjang karirnya, Iwa menjadi orang terpilih di pasuan khusus kapal selam Indonesia.
"Jadi selain pernah menjadi komandan Kapal Selam KRI Nanggala 403, Iwa juga pernah menjadi komandan kapal selam milik Indonesia lainnya sampai akhirnya menjabat sebagai Dansatsel (Komandan Satuan Kapal selam) TNI AL," kata Anton.
Baca juga: Iwa Sering Berkata ke Ibu, Kalau Kapal Selam di Indonesia Sudah Berusia Tua
Iwa bersama istri dan tiga anaknya serta mertuanya tinggal di sebuah rumah sederhana di Gang Haji Shaun Jalan Paseh, Kota Tasikmalaya.
Sebelumnya Iwa dan keluarganya tinggal di Surabaya dan pindah ke Tasikmalaya sejak akhir 2019. Terakhir dia mejabat sebagai Komandan Satsel.
Momoh Fatimah (83) ibu kandung Iwa Kartiwa bercerita anaknya jatuh sakit setelah 26 tahun bertugas di kapal selam.
Tubuh Iwa kurus kering dan menderita penyakit paru-paru akibat selalu mengisap bubuk besi saat berlayar di kapal selam.
"Makanya, badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia," tambahnya.
"Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun. Dia begitu mencintai pekerjaannya. Kalau Iwa tak sakit, mungkin saat tenggelam kapal selam kemarin masih Iwa komandannya," jelas Momoh, Sabtu.
Baca juga: Tinggal di Gang Sempit di Tasikmalaya, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Jual Rumah untuk Berobat
Momoh bercerita saat hendak berangkat bertugas, Iwa selalu meminta izin dan restu kepada orang tua agar diberi kelancaran dan keselamatan.