Iwa pun mengaku selalu memeriksa detail kapal selam yang akan dikendalikannya bersama seluruh kru sampai tak lupa mengusap-usap badan kapal selam.
"Iwa kalau mau berangkat berlayar selalu mengusap-usap kapal selamnya. Karena kapal selam dan krunya diyakini memiliki ikatan yang tak bisa dijabarkan katanya," tambah dia.
Sebelum insiden KRI Nanggala-402, Iwa sempat mengeluh kepada ibu dan kakaknya, Anton terkait armada kapal selam di Indonesia yang sudah berusia tua.
"Iwa juga suka berkata ke ibu, kalau kapal selam di Indonesia berusia tua," tambah dia.
Baca juga: Cerita Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kapal Selam Tua, Saat Ada Masalah Tak Bisa Apa-apa
Kompas.com berkunjung ke kediaman Iwa, Sabtu (1/5/2021). Namun menurut Heni Hunaeni (62) mertua Iwa, menantunya sedang berobat ke Jakarta.
"Kalau hari ini tidak ada, tadi subuh berangkat untuk berobat ke RS di Jakarta. Tadi juga banyak orang yang pada datang mau jenguk ke sini. Tapi, anak saya sudah berangkat dibawa berobat ke Jakarta," jelas Heni
Heni bercerita sebelum tinggal di gang kecil, Iwa memiliki rumah pribadi daerah Parakan Honje (Parhon) Indihiang.
Namun rumah tersebut dijual beberapa tahun lalu untuk biaya berobat sang kolonel.
"Kalau rumahnya dulu ada tapi bukan di Jati, di Parhon itu. Itu sudah lama dijual untuk berobat Pak," kata Heni.
Sejak Nanggala-402 hilang kontak, menurut Heni banyak tamu yang datang menjenguk Iwa atau sekedar menyanyakan kondisi menantunya.
"Ini enggak akan apa-apa anak saya. Saya takut nanti malah jadi pikiran dan kasihan sedang sakit. Takut jadi pikiran kenapa jadi ramai begini pada tahu anak saya sakit. Banyak orang yang datang ke sini," ujar Heni.
Baca juga: Adik Anton Charliyan Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Sakit akibat Keracunan Zat Besi Kapal Selam
Ia berharap agar Iwa kembali sehat dan bisa membesarkan tiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Iwa berpangkat kolonel dan masih 6 tahun lagi bertugas sebelum masuk masa pensiun.
Sementara itu sang kakak, Anton berharap pemerintah lebih memerhatikan para anggota pasukan khusus kapal selam yang selama ini mendedikasikan jiwa raganya bagi Negara dalam menjaga kedaulatan.
"Mereka memang paling tidak ada celah di saat ada masalah kapal selam sedang bertugas di bawah laut. Berbeda dengan pasukan-pasukan khusus lainnya yang masih ada peluang untuk menyelamatkan diri," pungkasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha | Editor : Khairina, Aprillia Ika, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.