Sejak saat itu, Catur perlahan bangkit. Dia terus melatih keterampilan faset. Sampai akhirnya bisa diakui oleh sejumlah kolektor batu kecubung, baik itu di Ketapang, Kalbar, atau di Pulau Jawa.
Menurut Catur, untuk pemasaran batunya, dia lebih memilih lewat media sosial. Di Instagram, dapat dilihat di akun @kecubungketapang-03 sementara di Facebook, akunnya bernama Catur Setiawan.
“Dari media sosial, saya dapat pembeli-pembeli dari luar. Paling banyak dari Jakarta dan Surabaya. Luar negeri biasa dari Malaysia dan Turki,” jelas Catur.
Selain itu, Catur juga telah membuka sebuah galeri batu di Ketapang. Galeri ini membantu penjualan untuk para wisatawan, tamu-tamu pemerintah daerah atau perusahaan.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, saya dibantu empat orang. Semuanya keluarga. Dua orang untuk jaga took, dua orang bantu saya ngasah batu,” tutup Catur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.