Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jenis-jenis Batu Kecubung Ketapang, Warna Biru Laut Lebih Mahal

Kompas.com - 28/04/2021, 22:02 WIB
Hendra Cipta,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Catur menjelaskan, umumnya di Ketapang, batu kecubung itu berwarna ungu. Ada yang ungu tua dan ungu muda. Warna ungu di batu kecubung seperti bunga lavender.

Di samping itu, ada ada kecubung teh, kecubung cincau dan kecubung solar. Kemudian kecubung kuning, yang terbagi menjadi dua, yakni kuning extra joss dan kuning bensin. Lalu ada kecubung putih kristal dan kecubung kopi hitam.

“Penamaan ini umumnya menunjukkan warga batu tersebut. Seperti misalnya kecubung cincau itu warnanya hitam bening seperti cincau,” jelas Catur.

Selain itu, ada yang namanya kecubung antik, seperti misalnya berupa ada bunga karang di dalam batu, ada platina, ada kepingan berwarna kuning atau merah.

Ada pula kecubung motif, corak batunta setelah diasah seperti mirip gambar kucing, pohon, dan lain-lain.

Kemudian ada kecubung rambut atau bulu. Warna bulunya bisa merah, putih, dan hitam.

“Warna kecubung sebenarnya dipakai menyesuaikan barang atau benda yang sering kita lihat. Contoh kecubung ungu kencana. Warnanya mirip bunga kencana,” tutup Catur.

Profil Catur

Catur Setiawan adalah salah satu pengasah batu asal Kabupaten Ketapang, Kalbar.

Catur lahir dan tumbuh di keluarga yang menyenangi batu cincin, khususnya jenis kecubung.

Mulai dari ayah, paman, sampai saudara-saudaranya, boleh dibilang pengoleksi sekaligus pengasah batu.

Dia mulai ngasah batu tahun 2012. Awalnya banyak melihat dan belajar dari pamannya.

Saat itu, ingat Catur, pekerjaan mengasah batu cincin memang sudah bisa menghasilkan rupiah. Namun masih tak seberapa. Sebab harga kecubung relatif murah.    

Harga pasaran kecubung, baru melonjak pada 2014. Saat itu, banyak yang seperti ‘gila batu’. Kemana-mana orang mencari batu.

Batu kecubung booming, dengan harga ‘bagus’ praktis hanya bertahan lebih kurang 2 tahun atau sampai 2016.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com