PAMEKASAN, KOMPAS.com - Warga Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, dibuat kecewa oleh pemerintah setempat.
Pasalnya, harga sembilan bahan pokok (sembako) yang dijual di pasar murah Pemkab Pamekasan di depan kantor kecamatan ternyata lebih mahal jika dibandingkan harga di pasaran.
Warga yang sudah datang berbondong-bondong enggan belanja dan memilih pulang.
Salah satu warga asal Desa Rek Kerek, Kecamatan Palengaan, Nur Aini menuturkan, harga minyak goreng yang dijual di pasar murah lebih mahal Rp 2.000 jika dibandingkan pasar dan swalayan. Bahkan, di swalayan ada harga promo khusus Ramadhan.
Selain minyak goreng, harga beras juga lebih mahal Rp 2.000 per kilogram.
"Rencananya mau beli di pasar murah pemkab, tapi harganya kok lebih mahal," ujar Nur Aini ditemui di lokasi, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Adik Gugur Saat Bertugas di KRI Nanggala-402, Serma Sukirman: Keluarga Masih Berharap, meski...
Abdul Halim, warga Desa Banyupelle juga membatalkan niatnya membeli sembako di pasar murah.
Ketika sampai di depan kantor kecamatan Palengaan, Alimuddin melihat orang-orang tidak berbelanja. Alasannya, karena lebih mahal.
"Saya rencananya mau beli jumlah banyak untuk diberikan ke warga miskin, karena harganya lebih mahal, saya batalkan dan beli barang di pasar depan kecamatan," kata Halim.
Halim membandingkan harga beras yang dibelinya dengan beras yang dijual di pasar murah. Ada selisih Rp 1.500 per kilogram. Bahkan kualitas berasnya sama dengan yang dijual di pasar murah.
"Berasnya saya lihat kualitasnya sama, tapi kok lebih mahal di pasar murah. Pemerintah kok cari untung ke rakyat," ungkap Halim.
Tidak hanya di Kecamatan Palengaan, pasar murah yang ada di Kecamatan Pakong juga sama saja.
Warga asal Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Maghfirah mengaku membandingkan harga barang di pasar murah dengan harga pasar tradisional. Ternyata harga barang di pasar murah lebih mahal.
"Minyak goreng lebih mahal Rp 2.000. Yang lebih murah hanya popok bayi," terang Mahgfiroh.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan, Ahmad Sjaifuddin saat dikonfirmasi menjelaskan, harga sembako yang dijual di pasar murah itu disubsidi pemerintah.
Baca juga: Siapkan Beasiswa untuk Anak Awak KRI Nanggala-402, Wali Kota Surabaya: Ini Bentuk Penghargaan
Harga yang dibanderol sudah sesuai dengan ketentuan distributor barang yang bekerja sama dengan Disperindag.
Terkait perbedaan harga, Sjaifuddin mengatakan, hal itu terjadi karena yang dijual barang premium semua.
"Sembako yang kami jual itu barang premium semua, dan tidak ada subsidi dari Pemkab Pamekasan karena anggaran kami kena refocusing penanganan covid-19," kata Sjaifuddin.
Sjaifuddin mengeklaim, barang-barang yang dijual di pasar murah habis terjual. Bahkan, banyak warga yang datang ketika barang sudah habis terjual.
"Kalau barang premium maka pasarnya kalangan menengah. Jadi tidak sama dengan harga nonpremium," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.