SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan kepada Bupati Grobogan Sri Sumarni dan wakilnya Bambang Pujiyanto langsung tancap gas untuk bekerja usai resmi dilantik di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (26/4/2021).
Menurutnya, masih banyak persoalan di Kabupaten Grobogan yang mendesak untuk diselesaikan, termasuk soal infrastruktur.
"Sekarang yang jadi perhatian di sana memang infrastruktur. Jalannya memang lumayan rusak. Kemarin sempat nengok ke sana kebetulan jalan provinsi, maka kami sudah menyiapkan di Musrenbang untuk perbaikan. Saya sampaikan terbuka, karena anggaran 2020 kemarin tidak bisa jalan karena refocusing dan anggaran 2021 hanya sedikit, mungkin baru bisa pada 2022 nanti," kata Ganjar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Sebelum Lantik Bupati Grobogan, Ganjar Tundukkan Kepala Doakan Awak KRI Nanggala-402 yang Gugur
Selain itu, Ganjar juga meminta Sri Sumarni dan Bambang Pujiyanto bekerja optimal dalam penanganan pandemi dan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kemarin di Grobogan ada kabar guru tertular, maka saya minta dicek lagi. Saya titipi kawan-kawan Pemkab Grobogan ikut mengawasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Kita minta dipantau. Jangan lagi melihat ini sekolah kewenangan provinsi atau kabupaten, pokoknya yang di Grobogan saya izinkan Bupati ngecek," tegasnya.
Selanjutnya, Ganjar mengingatkan pentingnya pemulihan ekonomi, integritas harus dipegang teguh agar tidak ada lagi pungli, gratifikasi hingga korupsi.
"Bagaimana kita mengangkat kembali agar betul-betul menjaga daerahnya, investasinya gampang tidak ada pungli. Awas saya ingatkan terus setiap pelantikan jangan korupsi, awas gratifikasi seringkali tidak sadar dan kalau kejadian akan menyesal. Integritas dijaga, transparansi, akuntabilitas semua dijaga," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Sayangkan Warga Bentrok dengan Polisi di Purworejo: Sosialisasi Dulu biar Saling Paham
Ganjar juga menitipkan pesan terkait persiapan SDM ke depan untuk penanganan persoalan stunting dan pernikahan dini.
"Kemarin ada informasi, pernikahan dini naik selama pandemi. Ini harus ditekan dan program Jo Kawin Bocah harus diedukasi. Persoalan stunting juga jangan sampai diabaikan, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng merupakan kunci untuk mengatasi persoalan-persoalan itu," pungkasnya.