Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.
KRI Rigel, menurut Mayjen TNI Achmad Riad, diperkirakan tiba di lokasi pada Jumat (23/4/20210) pukul 11.00 WITA.
TNI juga telah menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia.
Singapura akan mengutus kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Kapal Swift Rescue ini diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/4/2021).
Adapun Malaysia akan mengirimkan Kapal Rescue Mega Bakti yang diperkirakan tiba Senin (26/4/2021).
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) dengan menggunakan kapal Basarnas.
Baca juga: Doa Istri Awak KRI Nanggala-402: Semoga Serda Diyut dan ABK Semuanya Cepat Ditemukan...
Melalui pengamatan udara dari helikopter, pada pukul Kamis pagi 07:00 WIB ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal kapal menyelam.
Temuan serupa dilaporkan KRI REM 331 pada area seluas 150 m persegi.
Keterangan dari TNI AL menyebutkan analisa sementara menunjukkan, "kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out (atau mati listrik) sehingga kapal tidak terkendali dan tidak melakukan prosedur kedaruratan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter.
Di seputar area tenggelam menunjukkan "kemungkinan terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402."
Baca juga: Ikut Pencarian KRI Nanggala-402, Kapal SAR Antasena Basarnas Tiba di Pelabuhan Banyuwangi
Akan tetapi, berdasarkan keterangan Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, temuan tersebut "belum dapat disimpulkan sebagai bahan bakar kapal selam".
Ditambahkannya, KRI REM 331 mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2.5 knots.
"Kontak tersebut kemudian hilang, sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," papar Mayjen Achmad Riad.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengungkapkan kepada BBC News Indonesia bahwa pencarian tidak akan berhenti dan akan dilakukan 24 jam.
Baca juga: Doa Istri Awak KRI Nanggala-402: Semoga Serda Diyut dan ABK Semuanya Cepat Ditemukan...