Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Shinta Bantu Waria di Yogyakarta Berjuang Hapus Stigma Negatif, Program Pendampingan hingga Ubah Profesi

Kompas.com - 21/04/2021, 07:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

"Jika antar keluarga kan semakin mudah komunikasinya," kata Shinta.

Selain itu ada program goes to campus, namun karena corona saat ini diganti dengan virtual. Selain itu, bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian di pesantren mereka wajib mengajak keluarganya.

Alasannya, jika masyarakat mengenal pondok akan membagikan pengalaman kepada tetangga hingga teman-temannya.

" Dari yang kecil, menceritakan ke tetangga. Bisa membuat perubahan pikiran mengurangi stigma cap buruk tentang waria," kata Shinta.

Waria Crisis center (WCC) untuk pendampingan kawan yang terlantar di jalan dan terlantar. Selama pandemi juga banyak yang terganggu kondisi mentalnya, karena itulah dibutuhkan pendampingan berkelanjutan.

 

Menyiapkan program ganti profesi

Shinta menceritakan masih ada salah satu impiannya yakni mengganti profesi waria yang masih bekerja sebagai pengamen dan pekerja seks.

Nantinya mereka yang masih bergelut dengan dua pekerjaan itu diajak untuk beralih profesi seperti make up artis atau pemijat profesional.

Dua pekerjaan itu tidak membutuhkan modal yang besar namun hasilnya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Namun demikian, pihaknya saat ini masih membuat proposal untuk program itu. Dulu pernah ada pelatihan yang sama, namun hanya 30 persen yang meninggalkan profesi lama, sisanya kembali lagi.

"Perlu strategi baru agar mereka berubah profesi," kata dia.

Baca juga: Kasus Aktif di Ketapang Tertinggi se-Kalbar, Sekolah Ditutup, Razia Masker, dan Terapkan WFH

Hingga kini, sedikitnya ada 80-an waria yang masih bekerja sebagai pengamen, untuk pekerja seks dirinya tak memiliki data. Total ada 300-an waria yang ada di DIY dari pelbagai daerah seperti Jakarta, Jawa Barat, dan kota lainnya.

Shinta mengakui stigma negatif hingga kini masih disandang para transpuan ini. Untuk itu ke depan diperlukan kerja keras untuk mengikis semua stigma negatif.

Selesai wawancara, Shinta dan beberapa tetangga termasuk dua anak kecil kembali bercengkerama di ruang tamu. Tak ada rasa canggung antar mereka, seperti layaknya tetangga.

Perlu diketahui, Shinta Ratri mendapatkan penghargaan dari Front Line Defenders atau organisasi internasional untuk perlindungan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di Irlandia 2019  lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com