Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ngasiman Djoyonegoro
PP ISNU

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU

Puasa, Imunitas Diri, dan Pesan Kemanusiaan

Kompas.com - 20/04/2021, 20:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di bulan puasa ini, Allah Swt menguji ketenangan hati (batin) umat manusia di seluruh penjuru dunia, yaitu ujian melawan hawa nafsu dari segala macam godaan yang muncul. Puasa pun disebut-sebut sebagai terapi spritual karena godaannya amat tinggi. Puasa menguji daya tahan iman, kesabaran, dan keikhlasan manusia dalam menunaikan rukun Islam ketiga.

Setiap umat adalah manusia yang lahir dari bani Adam hendak mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah) dengan menunaikan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah telah menciptakan manusia yang tujuannya adalah untuk menyembah (illa liya’ budun) dan mematuhi instruksi apa yang menjadi ketentuan syariat dalam beriman, berislam, dan berihsan.

Oleh karena itu, Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin (1986) menuturkan hadis bahwa Nabi Saw bersabda: “Banyaklah orang yang berpuasa, yang tidak ada baginya daripada puasanya itu, selain lapar dan haus." (HR. an-Nasai dan Ibnu Majah). Artinya, secara batiniah dan lahiriah manusia sedang diuji agar mampu mengendalikan hasrat dan emosi.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Statistik Ketakwaan Puasa

Umat Islam yang menjalani ibadah puasa telah dihadapkan dengan pelbagai jenis tantangan dalam menuju kehidupan sufi guna menjaga hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama manusia (hablum minallah wa hablum minannas). Tak heran, manusia yang sedang berpuasa selalu mendapatkan ujian berat yang menggoda imunitas keimanannya.

Imunitas iman yang kuat menghadapi gangguan belum tentu menjadi manusia yang paling sempurna selama tidak mampu melawan hasrat hawa nafsu. Sebab, puasa merupakan wahana latihan jasmani menuju penyucian rohani. Tentu untuk menyucikan fitrah ini harus protektif, agar dapat menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual.

Imunitas diri

Ibadah puasa akan tetap terjaga dari pesona godaan yang menghantui manusia. Allah sengaja menghadirkan godaan semata-mata bukan karena hendak menghinakan makhluknya, tetapi dalam rangka mengangkat derajatnya, agar menjadi manusia yang sempurna dan mulia di muka bumi ini. Maka, imunitas ini menjadi pagar manusia supaya tidak lemah imannya.

Pada praktiknya, imunitas diri berupa keikhlasan, kesabaran, dan lain sebagainya. Semua itu harus didasarkan kepada niat dan tujuan untuk menjadi manusia yang rendah hati, terpuji, dan bertawakal. Di sisi lain, istikamah menaati perintah Allah sebagai teladan manusia yang etis dan bermoral, sehingga Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat amal saleh (amali).

Puasa dalam ilmu tasawuf punya makna tersendiri, terutama bagi manusia yang berikhtiar ingin lebih dekat, dan memahami lebih jauh apa itu esensi syariat, termasuk mengapa puasa menjadi bulan yang dirindukan oleh umat Islam.

Secara hakikat, puasa adalah perjalanan dunia sufi tanpa disadari bahwa manusia memupuk kekuatan untuk menjadikannya sabar. Firman Allah Swt dalam Al Qur’an, innallaha ma’as shabirin. Artinya: “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar."

Oleh karenanya, sabar merupakan cara efektif dalam menyucikan dimensi jasmani dan rohani. Terutama, mengontrol hawa nafsu dari pandangan yang maksiat, dan melarikan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Menurut hemat penulis, ada beberapa imunitas dalam membentengi diri. Pertama, puasa merupakan terapi spritual dalam mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub). Kedua, menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia (hablum minallah wa hablum minannas). Ketiga, meningkatkan daya tahan iman manusia melalui khatmil Qur’an dan zikir.

Keempat, mewakafkan waktunya di bulan puasa untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan, dan memperbanyak ibadah sunnah semata-mata memohon ampunan kepada Allah. Tips ini harus menjadi keyakinan semua manusia agar dalam hidupnya senantiasa meraih keberkahan. Sebab, puasa adalah terapi spritual yang membuat jiwa manusia menjadi tentram.

Pesan humanis

Pada dasarnya, puasa sebagai jalan manusia menuju kehidupan sufi yang mulia. Perjuangan untuk calon manusia mulia tidak cukup dengan akhlak lahiriah saja, melainkan akhlak batiniah. Yaitu, melindungi diri kita dari perbuantan-perbuatan yang maksiat. Oleh karena itu, puasa adalah bagian dari cara Allah dalam membersikan fitrah manusia, dan mencintai makhluknya.

Quraish Shihab (1994) mengatakan, puasa merupakan jalan pembangkit semangat membangun nilai-nilai kemanusiaan. Manusia telah lama mengenal puasa sebagai pilar ketiga rukun Islam yang hukumnya wajib diamalkan. Oleh karena itu, puasa bukan berarti telah usang atau ketinggalan zaman, karena motif ini memang berangkat dari kesadaran kemanusiaan.

Pendapat Quraish Shihab semakin memperjelas esensi dan hikmah di balik momentum puasa Ramadhan ini. Manusia yang menunaikan ibadah puasa adalah umat yang selalu ingin sabar dalam menghadapi godaan. Allah memberikan kesempatan hidup untuk menjadi manusia yang mulia dan tawakal, tepatnya di bulan puasa yang merupakan bulan penuh berkah dan ampunan.

Baca juga: Sabar Sumber Kebahagiaan

Di bulan yang penuh ampunan ini, jiwa manusia mengalami ketenangan dan harmonis. Kedamaian hati semua manusia melahirkan pesan-pesan humanis yang membuat pranata kehidupan sosial semakin peduli dan terlindungi. Untuk itu, momentum puasa ini dijadikan sebagai sumber dari segala sumber kehidupan untuk melahirkan peradaban yang inklusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com