Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2021, 07:05 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota DPR Dedi Mulyadi bersimpuh sambil bercucuran air mata ketika menemukan seorang ibu menangis karena tidak memiliki beras. Peristiwa itu terjadi Kampung Cibodas, Kalijati Timur, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2021).

Awalnya, Dedi sedang bersepeda pagi hari yang menjadi rutintasnya untuk berkeliling Subang. Ketika melewati Kampung Cibodas, ia melihat seorang ibu sedang duduk di teras dengan tatapan kosong dan air mata keluar tanpa henti.

Dedi pun penasaran lalu mendekati ibu yang belakangan diketahui bernama Siti Sopiah. Ia kemudian bertanya apa yang sedang terjadi. Jawaban Siti Sopiah pun sungguh mengejutkan.

Baca juga: Didampingi Dedi Mulyadi, Bocah yang Dihakimi Massa Cabut Laporan ke Polisi

Perempuan yang sudah lama ditinggal meninggal oleh suaminya itu mengaku sedang kebingungan karena tidak memiliki beras.

"Saya bingung tidak punya beras, Pak," kata Siti Sopiah sambil sesenggukan.

Sontak Dedi pun merasa kaget mendengar pengakuan ibu tersebut. Lalu, Dedi masuk ke rumah ibu tersebut yang memiliki ruangan sempit.

Di dalam rumah tampak perabotan dapur berserakan memenuhi ruangan tengah. Di dinding tembok tergantung keresek pelastik berisi beras yang tinggal segenggam.

Kepada Dedi, Siti mengaku rumah yang kini ditinggalinya itu milik orang lain. Ia kelahiran Cibodas, tetapi pernah tinggal di Banten.

Kemudian ia dan suaminya kembali ke Cibodas. Sang suami jatuh sakit. Semua kekayaannya habis dijual untuk pengobatan suaminya. Akhirnya Siti Sopiah telantar hingga kemudian diberi pinjam rumah oleh RW setempat.

"Rumah ini kalau hujan bocor. Saya pun tidak punya toilet," kata Siti.

Dedi pun memberi bantuan sejumlah uang kepada Siti Sopiah. Ia juga berjanji akan membantu memperbaiki rumah Siti Sopiah dan membangunkan toilet.

Saat memberi bantuan, Dedi bersimpuh di pangkuan Siti Sopiah sambil menangis. Ia menangis karena Siti Sopiah itu mengingatkan kepada ibunya yang sudah tiada.

Kisah pertemuan Dedi dan Siti Sopiah ini direkam video, lalu diunggah di YouTube kanal Kang Dedi Mulyadi hingga viral. Sampai Senin (12/4/2021) pukul 06.11 WIB, video Siti Sopiah ini sudah ditonton sebanyak 105.000 kali, serta mendapat 7.400 suka dan 1.800 komentar.

Ketika dikonfirmasi Kompas.com via sambungan telepon, Senin (12/4/2021), Dedi mengatakan, Siti Sopiah itu mengingatkan kepada ibunya yang sudah tiada. Menurutnya, jika masih hidup, ibunya mungkin lebih tua 15 tahun dari Siti Sopiah.

"Ia mengingatkan pada ibu saya. Kalau masih ada, usianya sekitar 15 tahun di atas ibu ini. Saya sedih ketika melihat ibu ini karena saya juga ingat ibu saya. Jadi saya tidak kuat menahan tangis," kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Pemerintah Beli Gabah Petani 10 Persen di Atas HPP

Dedi pun mengingatkan kepada mereka yang masih memiliki ibu agar menemuinya, apalagi di hari menjelang Ramadhan itu.

"Temuilah kalau masih ada dan berikanlah yang kita miliki. Kalau sudah meninggal segera ziarah ke kuburannya. Kalau sulit, hubungilah. Orangtua kita itu sangat senang ketika dihubungi anak-anaknya meski hanya sekadar bertanya kabar," kata Dedi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com