Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2021, 15:23 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Bidang (Kabid) Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Lusi Lesminingwati mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami kontraksi sebesar 4,08 persen year on year (yoy).

Hal tersebut disampaikan saat membuka acara Gelar Produk Ekonomi Kreatif (Gekraf) 2021 di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (9/4/2021).

“Oleh karena itu, mau tidak mau upaya untuk menggerakkan perekonomian Jawa Barat, salah satunya dengan mendorong perkembangan ekonomi kreatif,” kata Lusi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

Upaya itu, kata Lusi, dilakukan melalui peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan dukungan usaha kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jawa Barat (Jabar), yang dikemas melalui kolaborasi dengan pentaheliks ekonomi kreatif.

Baca juga: Khawatir Krisis Pangan, Wagub Jabar Minta Petani Tidak Alih Fungsikan Sawah

Adapun acara Gekraf 2021 tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dan Disparbud Jabar untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

“Pemprov Jabar tentunya tidak bisa sendirian dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi khususnya dari bidang ekonomi kreatif ini. Untuk itu, kami berkolaborasi dengan menggandeng pentahelix,” tuturnya.

Lusi menjelaskan, pentahelix yang dimaksud meliputi kalangan akademisi, pelaku usaha, penyedia modal (dalam hal ini perbankan), dan perusahaan yang menyediakan program corporate social responsibility (CSR) untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha ekonomi kreatif.

Menurutnya, pemulihan ekonomi perlu disikapi melalui strategi bisnis yang komprehensif, demi mendukung eksistensi produk dan jasa ekonomi kreatif di Jabar.

Baca juga: 3 Juta Penganggur di Jabar Ditargetkan Dapat Kerja hingga 2023

Hal tersebut merujuk pada data resmi dari Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian pada 2021, yang memprediksi terjadinya perubahan pola konsumen pada produk dan jasa dalam negeri.

Sebab itu, acara Gekraf 2021 diadakan dengan tujuan memberikan informasi kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jabar melalui strategi akses pembiayaan usaha, hospitality, dan strategi bisnis oleh para ahli di bidangnya.

Kabid Industri Pariwisata Disparbud Jabar berharap, Gekraf 2021 mampu menjadi stimulus bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif dalam menghadapi tantangan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Lusi juga berharap, Gekraf 2021 dapat menjadi salah satu media bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk membuka peluang kerja sama, bermitra dengan para pelaku usaha pariwisata, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perbankan, dan lainnya.

Baca juga: Teken MoU dengan Tourism Malaysia, Jaswita Jabar: Kerja Sama Ini Menguntungkan

Potensi ekonomi kreatif di Jawa Barat

Untuk diketahui, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan potensi ekonomi kreatif tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan survei dari Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Jawa Barat dari Tahun 2010-2016 telah meningkat sebesar 82,27 persen, dengan rata-rata pertumbuhan 5,86 persen per tahun.

Tak hanya itu, Provinsi Jabar memiliki kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) ekonomi kreatif yang cukup tinggi terhadap PDRB Ekonomi Kreatif Nasional, yaitu 11,81 persen, dengan rata-rata kontribusi 11,14 persen pada rentang 2010 hingga 2016.

Bahkan, menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada 2020, ekonomi kreatif Jabar memiliki kontribusi yang tinggi bagi produk domestik bruto (PDB).

Baca juga: Bangga, Indonesia Jadi Inisiator Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia

Dari 16 sub sektor ekonomi kreatif yang ada, fashion, kuliner, dan kriya menjadi penyumbang terbesar pada struktur PDB dan ekspor produk ekonomi kreatif ke mancanegara.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dan (Kemenparekraf), ketiga sub sektor tersebut memang menunjukkan persentase yang besar.

Sub sektor kuliner menempati urutan teratas dengan kontribusi sebesar 41 persen, disusul fashion sebesar 17 persen, kemudian kriya 14,9 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com