Sri kemudian berjalan ke depan dan hendak membuka pintu depan namun tak berhasil. Dia kemudian berlindung di tembok samping karena melihat bagian depan rumahnya sudah mau ambrol.
"Kondisi hujan deras, angin kencang, sambil bawa 3 anak ini, kayu, seng, terbang. Batu-batu terangkat. Udah tak tahu lagi mau ke mana. Sekitar 15 menit lah itu, rumah ini hancur," katanya.
Saat itu, Sri bingung harus menghubungi siapa. Sri mengaku yang ada di pikirkannya adalah bagaimana cara menyelamatkan diri dan ketiga anaknya dengan keluar dari rumah itu dan berlindung ke rumah tetangganya.
Setelah angin mereda, baru dia menyadari bahwa angin puting beliung itu sudah merusak sebagian besar rumahnya.
"Tak ada lagi yang kami punya, kecuali HP ini. Kirain sudah tak ada lagi. Rupanya ada yang datang ngasih HP ini. Padahal udah kena hujan, batu, rupanya masih hidup. Untung pas lagi dicas ini semalam. Nempel di dinding," katanya.
Baca juga: Cerita Korban Puting Beliung di Deli Serdang, Batu Beterbangan Terkena Dahi, Seisi Rumah Rusak
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Amplas, Edy Purwanto mengatakan, ada 45 rumah yang terdampak angin puting beliung di desanya pada Rabu (7/4/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.
Bencana itu terjadi pada saat hujan deras. Dari 45 rumah yang terdampak, 1 rumah milik Sri Hardiyanti mengalami kerusakan paling parah dan 1 orang anak terluka, namun sudah diobati bidan setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.