KOMPAS.com - Badai siklon tropis seroja yang melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan sejumlah rumah dan bangunan rusak parah. Setelah badai mulai reda, warga mulai memperbaiki rumah mereka.
Namun, kondisi itu justru dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menjual bahan bangunan dengan harga yang lebih mahal dari biasanya.
Baca juga: Pegawai Rutan dan Lapas Ditangkap BNN, Kakanwil: Kalau Terlibat Langsung Harus Dipecat
Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif pun memerintahkan personelnya untuk menindak tegas para spekulan yang memainkan harga bahan bangunan setelah bencana yang melanda wilayah itu.
"Saya sudah perintahkan personel untuk menyisir semua toko bangunan di Kota Kupang. Jika ada pemilik toko yang menjual bahan bangunan dengan harga tidak wajar saya perintahkan ditangkap," kata Latif di Larantuka, Flores Timur, seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/4/2021) malam.
Tindakan itu diambil setelah polisi menerima laporan dari warga terkait harga sejumlah bahan bangunan yang meningkat drastis.
Seperti harga seng untuk atap rumah yang semula Rp 50.000 per lembar naik menjadi Rp 70.000 sampai Rp 75.000 per lembar.
Baca juga: Buntut Aksi Pesawat Kertas di Rumah Dinas Wali Kota Malang, Pengamanan Diperketat
Jenderal bintang dua itu menilai hal tersebut tidak wajar. Penjual, kata dia, sengaja menaikkan harga dengan memanfaatkan kesempatan di tengah bencana.
Ia juga memerintahkan Dikrimsus Polda NTT memantau kenaikan harga bahan bangunan yang meresahkan warga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.