Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Menteri Kelautan Susi: Harus Percaya, Jika Bibit Diambil, Lobster Enggak Ada

Kompas.com - 07/04/2021, 06:56 WIB
Candra Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Tim gabungan dari Pemkab Pangandaran, TNI-Polri, ormas memusnahkan alat penangkap baby lobster atau benur di Lapangan Katapang Doyong, Pangandaran, Selasa (6/4/2011). Ada 250 alat yang dimusnahkan mulai jaring, genset hingga lampu.

Acara pemusnahan alat tangkap benur ini, dihadiri pula mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

"Saya menghargai kekompakan dan kearifan pemda, aparat, masyarakat, dan seluruh komponen lainnya," kata Susi kepada wartawan di lokasi pemusnahan alat tangkap baby lobster, Selasa (06/04/2021). 

Susi mengatakan, keberlanjutan sumber daya laut sangat penting. Oleh karenanya, dia mengaku senang dan mengapresiasi kegiatan ini.

"Semoga tak hanya hari ini dan terus (dilakukan), dan seluruh Indonesia mengikuti mau saya (menolak penangkapan benur)," jelasnya.

Baca juga: Berawal dari Iseng, Warga Gunungkidul Menjadi Pembudidaya Lobster Air Tawar

Susi menegaskan, jika benur habis maka lobster dewasa enggak bakalan ada lagi. "Harus percaya! Bibit diambil, lobster gak ada," jelasnya.

Adanya pemusnahan alat tangkap benur ini, Susi berharap, di tahun-tahun mendatang bisa melihat lagi lobster di perairan Pangandaran.

"Nelayan melaut (menangkap lobster) dapat 3 kilogram, sudah Rp 3 juta. Lumayan," kata Susi.

Susi juga mengajak masyarakat harus terus mengawasi.

Baca juga: Menteri KP Optimistis Budidaya Lobster di Lombok Mampu Imbangi Vietnam

Susi: jangan percaya ada pihak yang membudidayakan lobster

 

Dia juga mengatakan jangan percaya bila ada pihak yang menyebut akan membudidayakan lobster.

"Ada yang bilang budidaya-budidaya, itu bohong," tegas Susi.

Susi menyampaikan, tak ada kata lain bagi siapapun yang mendukung penangkapan baby lobster. "Ya ditenggelamin saja," jelas dia.

 

Bupati Pangandaran minta pemerintah tegas perangi penangkapan baby lobster

Di lokasi sama, Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata berharap pemerintah pusat lebih tegas lagi ihwal penangkapan baby lobster.

Penangkapan benur, kata dia, harus dihentikan dengan dalih apapun.

"Budidaya sampai sekarang belum ada yang berhasil dengan baik," kata Jeje.

Akibat penangkapan baby lobster ini, lanjut Jeje, koperasi unit desa (KUD) yang dikelola nelayan mengalami kehilangan pendapatan. Biasanya, kata dia, KUD sanggup mendapat Rp 3 miliar dari hasil laut.

"Sekarang hilang. Saya biasa makan cumi item sekarang sudah tak ada, (ikan) layang kemarau ada sudah hilang, teri hilang, layur juga setahun kemarin tidak lihat. Kalau dibiarkan (penangkapan baby lobster), (permasalahan) ini akan panjang terus," ujar Jeje.

Sejumlah ikan, kata Jeje, memakan baby lobster. Jika lobster hilang, maka ada rantai makanan yang terputus.

"Bukan hanya lobster, dalam ekosistem rantai makanan sangat berpengaruh," kata Jeje. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com