Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelandangan dan Pengemis Makin Banyak, Satpol PP: Ada yang Kerja di Spa Pindah Profesi Mengemis

Kompas.com - 30/03/2021, 16:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Badung, Provinsi Bali, mengeluhkan makin banyaknya gelandangan dan pengamen (gepeng) di wilayahnya sejak pandemi Covid-19.

Kepala Satpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara mengatakan, pihaknya semakin sering menangkap gepeng di jalanan.

Sebelum pandemi, gepeng hanya ditemui di lampu lalu lintas Jalan Imam Bonjol dan kawasan Kuta, Badung, Bali.

Kini, gepeng semakin mudah ditemui di banyak lampu lalu lintas di kawasan Kuta Utara hingga Kuta Selatan.

Selama Januari-Maret 2021 sebanyak 108 gepeng diamankan petugas. Sementara pada 2020, 200 orang yang menjadi gepeng diamankan.

Baca juga: Wagub Bali Sebut Ketersediaan Darah Jadi Prioritas di Masa Pandemi Covid-19

Jika dibandingkan, terdapat peningkatan sebanyak 10 persen pada 2020.

"Gepeng yang kita tertibkan orang orang lama dan ada beberapa orang baru terkait mereka kehilangan pekerjaan seperti ada yang sudah kerja di spa karena corona pindah profesi menjadi pengemis," katanya saat dihubungi, Selasa (30/3/2021).

Beberapa waktu lalu, pihaknya menemukan tiga mantan pegawai spa yang dirumahkan dan memilih mengemis.

Suryanegara menyebut, ketiga perempuan tersebut mengaku mengemis karena lebih mudah mendapatkan uang.

"Ada tiga mantan pegawai spa yang memilih mengemis. Kita tangkap dan pulangkan," kata dia.

 

Menurutnya, peningkatan jumlah gepeng di kawasan Badung terjadi karena kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Para gepeng, kata dia, memiliki modus menjual tisu dan pernak-pernik sambil mengemis. Sebagian ada yang mengamen di jalanan.

Mereka diamankan karena melanggar Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2016.

Baca juga: Warga Jakarta yang Beri Uang ke Pengemis dan Pengamen Bisa Dipenjara hingga Didenda Puluhan Juta Rupiah

"Mereka saat ditertibkan beralasan dengan situasi sulit. Motifya juga jadi pekerjaaan bukan hanya mengemis saja," kata dia.

Ia mengatakan, gepeng yang diamankan selalu orang yang sama. Mereka umumnya berasal dari Karangasem dan sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Para gepeng ini, kata dia, biasanya mengemis dalam waktu dua hingga tiga jam dan dengan penghasilan Rp 100.000 hingga Rp 300.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com