Kapolri: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Jaringan JAD Sulsel

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, terduga pelaku pengeboman bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan bagian dari teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Listyo Sigit mengatakan bahwa ada dua pelaku pengeboman bunuh diri yang merupakan bagian dari JAD Sulsel.

Salah satunya merupakan laki-laki berinisial L.

Sementara itu, satu pelaku lainnya masih diidentifikasi.

Baca juga: Jadi Pahlawan Saat Terjadi Bom Bunuh Diri, Begini Kondisi Sekuriti Gereja Katedral Makassar

"Jadi mereka (pelaku) adalah bagian dari pengungkapan beberapa waktu lalu, kurang lebih 20 orang kelompok JAD. Mereka bagian dari itu. Inisial serta data-datanya sudah kita cocokkan," ujar Listyo Sigit di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).

Pelaku bom bunuh diri ini juga terafiliasi dengan teroris yang melakukan pengeboman bunuh diri di Jolo, Filipina, pada 2018.

Menurut Listyo, Tim Laboratorium Forensik Polri telah melakukan pemeriksaan DNA pelaku dan bisa dipastikan secara ilmiah.

"Hari ini untuk inisial pelaku sudah tuntas dan kita sedang kembangkan untuk mencari pelaku dari kelompok lain," kata Listyo.

Baca juga: Korban Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar Bertambah Jadi 20 Orang

Sebelumnya diberitakan, sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, sekitar pukul 10.30 Wita.

Polisi menduga kasus ini sebagai aksi teror bom bunuh diri.

Korban luka akibat pengeboman bunuh diri di Gereja Katedral Makassar bertambah menjadi 20 orang.

Saat ini, para korban masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit.

Tidak ada pihak gereja atau jemaat yang menjadi korban tewas.