Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Usaha Batik Sepiak Khas Belitong, Sempat Terseok Saat Pandemi, Bangkit Kembali Berkat Penjualan "Online"

Kompas.com - 25/03/2021, 11:46 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BELITUNG, KOMPAS.com - Usaha Batik Sepiak khas Belitong, Kepulauan Bangka Belitung mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Bella Kartika Aprilia (31) yang merupakan pendiri Batik Sepiak memaksimalkan penjualan online agar usaha tetap berjalan.

"Selama pandemi memang menurun untuk wisatawan, tapi meningkat untuk penjualan online dan lokal," kata Bella saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Keputusan untuk menjajal platform dunia maya terbukti tepat.

Usaha Batik Sepiak mampu mempertahankan omzet rata-rata per bulan di angka Rp 150 juta hingga Rp 300 juta.

Baca sebelumnya Kisah Bella Jadi Pelopor Batik Khas Belitong dengan Omzet Rp 300 Juta Per Bulan

Pakai pemasaran online, harus perbanyak produk yang ditawarkan

Selain memanfaatkan marketplace online, Bella juga aktif membangun lini pemasaran di akun media sosial.

Produk yang ditawarkan pun beragam.

Mulai dari kain batik untuk pakaian sehari-hari serta pakaian dinas, hingga berbagai pernak-pernik seperti syal, tas, dompet, pouch dan gantungan kulkas.

Baca juga: Kasus Motif Batik Riau Diklaim Pengusaha Bandung, Mantan Guru Malah Jadi Tersangka dan Diperas Ratusan Juta Rupiah

Andalkan motif khas Batik Sepiak dan harga yang bersaing

Bella menuturkan, salah satu motif khas Batik Sepiak adalah daun simpor dan kantong semar.

Daun simpor bagi masyarakat Belitung sudah tidak asing lagi. Daun ini kerap digunakan sebagai pembungkus makanan.

Hingga kini sudah 40 jenis motif yang telah dikembangkan oleh Bella.

Harga jual Batik Sepiak di pasaran cukup bersaing. Dibanderol Rp 125.000 per meter per segi hingga di angka Rp 3,5 juta untuk paket satu set lengkap.

Baca juga: Sandiaga Uno: Batik Batam Layak Jadi Produk Unggulan

Tips menjual batik: jangan hanya andalkan satu segmen pasar

Menurut Bella, pandemi sempat mendatangkan kesulitan dalam menjalankan roda usaha. Sebab selama ini Ia terlanjur fokus pada pasar wisatawan.

Selama pandemi kunjungan wisatawan turun, karena akses perjalanan yang diperketat.

Beruntung pasar online dan lokal cepat terbangun sehingga Batik Sepiak tetap berjalan hingga saat ini.

Baca juga: Cerita Pengusaha Batik Bertahan di Masa Pandemi, Banting Setir Produksi Masker hingga Ekspor ke AS

Pakai standar pembayaran QR Code Indonesian Standart (QRIS)

"Pemerintah dan BUMN juga support," ujar Bella yang membuka gerai di kawasan Batu Itam, Sijuk, Belitung.

Usaha yang dirintis sejak 2010 itu kata Bella juga terus bertransformasi ke ranah digital.

Kini transaksi di Batik Sepiak sudah menggunakan standar pembayaran QR Code Indonesian Standart (QRIS) yang baru-baru ini diluncurkan Bank Indonesia.

Baca juga: Batik Corona Khas Jambi, Ide Kreatif Zainul Bahri Saat Usahanya Tutup gegara Pandemi

 

Cerita Bella, lulusan farmasi di Jogja, malah jadi pengusaha batik di Belitung

Bella Kartika Aprilia, memulai usaha dengan modal Rp 10 juta saat menjadi mahasiswi jurusan farmasi di UAD Yogyakarta pada 2010. Kini dia dikenal sebagai pionir batik khas Belitong, dengan galeri bernama Sepiak Belitong.  Pada 2018, Bella jadi Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri 2018 Bidang Usaha Kreatif Kategori Non-Mahasiswa. Dok Pribadi/KONTAN Bella Kartika Aprilia, memulai usaha dengan modal Rp 10 juta saat menjadi mahasiswi jurusan farmasi di UAD Yogyakarta pada 2010. Kini dia dikenal sebagai pionir batik khas Belitong, dengan galeri bernama Sepiak Belitong. Pada 2018, Bella jadi Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri 2018 Bidang Usaha Kreatif Kategori Non-Mahasiswa.
"Bagi pemula jangan ragu untuk berusaha. Mulai dari hal terkecil dan mulai dari saat ini," pesan Bella yang merupakan bungsu dari dua bersaudara.

Saat memulai usaha, kata Bella, bantuan dari keluarga ikut berperan penting.

Seperti pengembangan motif dilakukan sang kakak dan sang suami yang sejak lama berkecimpung di dunia desain grafis.

"Kami untuk batik menggunakan cetak dan juga canting," ucap lulusan Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta itu.

Raih penghargaan bergengsi wirausaha dan UMKM

Tercatat saat ini usaha Batik Sepiak digawangi 16 anggota tim dengan 20 lebih mitra perajin.

Usaha yang dikebut bersamaan dengan boomingnya film Laskar Pelangi itu pernah meraih penghargaan bergengsi sebagai pemenang 1 kategori non-mahasiswa Wirausaha Muda Mandiri 2018.

Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata itu memang sukses mendulang kunjungan banyak wisatawan.

Bahkan Belitung kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan dengan kawasan Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Dalam bahasa Belitung, Sepiak berarti sebagian.

Makna filosofisnya, Sepiak sebagai ajang berbagi sehingga batik tersebut diharapkan bisa diterima tidak hanya di Bangka Belitung tapi juga pasar nasional dan tembus ke mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com