BANDUNG, KOMPAS.com - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei tentang tokoh yang dipilih anak muda untuk jadi presiden.
Ada 17 tokoh yang dijadikan pilihan dalam survei.
Hasilnya, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat perolehan angka tertinggi, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di peringkat ketiga.
Baca juga: Jadwal Vaksin Kedua di Jabar Mundur, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil mengaku bersyukur atas apresiasi tersebut.
Sebab, menurut dia, selama ini ia hanya fokus menjalankan tugas.
"Ya hatur lumayan we saya mah. Jadi gini, saya kerja tidak berubah etos kerjanya. Tidak ngatur-ngatur, tidak ngebuzzer-buzzer tidak. Tapi kalau diapresiasi menjadi elektroral alhamdulillah dan juga masih panjang. Jadi intinya mah faktanya diterima, tapi tidak mengubah etos kerja, saya tetap semangat, tetap kreatif, tetap inovatif," kata Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (23/3/2021).
Baca juga: 10 Pelanggaran Lalu Lintas yang Dideteksi Kamera Tilang Elektronik
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menegaskan bahwa hasil survei itu tidak akan mengubah cara kerja yang selama ini telah dia jalankan.
Emil juga berpendapat bahwa saat ini belum saatnya berbicara lebih jauh soal calon presiden.
Tanpa buzzer
Mengenai hasil survei, menurut Emil, dia tidak pernah menggunakan jasa buzzer untuk mendongkrak elektabilitas
Emil mengatakan, kaum milenial cenderung menentukan pilihan politiknya berdasarkan riset digital.
Untuk itu, setiap capaian sebaiknya dikabarkan melalui digital.
Dengan begitu, para milenial dapat mengenal dan memahami kinerja pejabat publik.
"Milenial itu memilih politik dari digital riset. Jadi kalau kita rajin mengabarkan pencapaian, apresiasi itu pasti muncul. Di era milenial, baliho moal payu (tidak laku)," kata dia.
Baca juga: Ada Sentilan Ridwan Kamil di Antara Serangan Netizen +62 ke Penyelenggara All England
Emil juga tak melihat kandidat lain sebagai saingan.
Sebab, menurut Emil, dalam konteks pemilihan presiden (pilpres) yang paling penting adalah elektoral pasangan, bukan individu.
"Semua calon mitra, kalau Pilpres saya tidak khawatir. Yang penting itu elektoral pasangan, kalau individu mah bukan balapan. Apakah nomor 1 dan nomor 2. Nah kalau itu dielektoralkan, baru itu ilmiah," kata Emil.
Baca juga: Survei Indikator: Anies Baswedan Paling Banyak Dipilih Anak Muda untuk Jadi Presiden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.