Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu-ibu di Kampung Mesi Tak Perlu Lagi Berjalan 1 Kilometer untuk Menimba Air...

Kompas.com - 22/03/2021, 09:45 WIB
Markus Makur,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Keran air sudah berada di samping rumah warga Kampung Mesi, Desa Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, (20/3/2021).

Ibu-ibu tak susah payah lagi berjalan kaki sejauh 1 kilometer menimba air minum bersih, mencuci pakaian, memandikan anak-anak serta berbagai keperluan dalam rumah tangga. 

Derita kesulitan air minum teratasi dengan pembangunan air minum sistem mikrohidran (sistem air tolak air) dari dua sumber mata air.

Kedua sumber mata air itu yakni Wae Sele dan Wae Sior yang berada di dataran rendah kampung itu. 

Air minum dengan sistem pompa air hidram dibangun oleh Karang Taruna Tunas Bakti Desa Mbata yang bersumber dari dana Desa Mbata 2020.

Baca juga: 3 Tahun Garam Tersimpan di Gudang, Petani: Kalau Terus Seperti Ini, Kita Bisa Mati

 

Pembangunannya dilaksanakan Oktober 2020 di tengah situasi pandemi Covid-19.

Maria Anggi (75), salah satu warga Kampung Mesi menceritakan beratnya mengambil air yang jaraknya jauh.

"Saya biasa pagi dan sore berjalan kaki dari rumah ke dataran rendah untuk menimba air minum di sumber mata air Sele dan Sior. Saya biasa pikul jerigen dengan jalan mendaki. Kini, saya timba air minum di samping rumah. Saya tidak susah lagi pergi menimba air minum langsung di sumber mata air," ujar Maria, Sabtu (20/3/2021).

Sementara itu, Agnes Nenes (70) menceritakan, harapan warga Kampung Mesi sudah terwujud dengan pembangunan air minum bersih yang langsung dialirkan di rumah-rumah.

"Kini kesulitan air minum sudah teratasi dengan pembangunan air minum bersih," ujar dia.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas memberikan apresiasi untuk karya, inovasi dan kreatifitas para pemuda Kampung Mesi, di pedalaman Manggarai Timur.

"Jujur saya kagum dengan tekad Tedy untuk berkarya bagi kampung halaman, tidak banyak anak-anak muda kita yang memutuskan pulang dari kota dan berkarya di kampung sendiri. Harus tetap semangat, pro dan kontra itu biasa; justru yang kontra itu akan memotivasi kita untuk sukses,” ungkap Andreas.

Andreas mengatakan, air merupakan sumber kehidupan dan kaum perempuan adalah yang paling terdampak ketika rumah tangga kesulitan air minum dan air bersih.

Kaum perempuan akan memikul tanggung jawab cukup besar untuk memastikan setiap orang di dalam rumah memiliki akses terhadap air.

"Ketika kalian berhasil mendekatkan air ke rumah, sesungguhnya kalian sudah meringankan tugas perempuan. Air selalu identik dengan kehidupan dan tonggak kehidupan kita adalah perempuan,” tambah dia.

Tedy Janu menuturkan, sebanyak 70 kepala keluarga dari 3 rukun tetangga (RT) yang berdomisili di Kampung Mesi telah menikmati layanan air minum bersih dengan sistem pompa hidram.

Air minum sistem pompa hidram ini diresmikan oleh Bupati Matim, Agas Andreas. 

Hadir pada acara tersebut Ketua DPRD Manggarai Timur, Heremias Dupa dan anggota DPRD Dapil Kota Komba; Tarzan Talus.

Janu menuturkan, sistem pompa hidram ini merupakan hasil rakitannya.

Berdasarkan hasil uji coba dengan sistem ini, kebutuhan setiap rumah tangga dapat dipenuhi sebanyak 60 liter per kepala keluarga dengan kapasitas bak penampung mencapai 8.000 liter melalui sistem buka tutup 2 kali sehari dan menggunakan kran tongkang.

 

"Awalnya nada pesimis begitu kencang terdengar, tetapi buat mereka hal itu biasa dan hal itu justru menjadi motivasi. Mereka hanya fokus untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan memenuhi kebutuhan air bersih warga. Kondisi air yang ada saat ini sangat cukup untuk kebutuhan warga. Kami juga berterima kasih kepada Kepala Desa Rana Mbata yang telah membantu melancarkan mimpi dan kerja kami dengan bantuan dana,” ungkap dia.

Janu menuturkan, uang yang dibutuhkan untuk merakit peralatan pompa hidram ini tidak terlalu besar, hanya kurang lebih Rp 130-an juta, dengan manfaat jangka panjang dan ketersediaan air untuk masyarakat.

"Saya berkomitmen untuk menjaga kebutuhan air bagi warga 3 RT dan ke depannya akan diusahakan agar setiap rumah bisa dialiri air bersih tanpa menggunakan kran tongkang lagi dan bebas iuran air, melalui usaha kecil-kecilan Karang Taruna Tunas Bakti yang sedang kami buat seperti usaha las dan terop,” ujar dia.

Baca juga: Akses Jalan Ditutup Pemilik Lahan, Pelajar di Kupang Terpaksa Tempuh Jalur Berbahaya

Janu menuturkan, mata air Wae Sior dan Wae Sele merupakan sumber utama air bersih yang dialirkan ke rumah warga Mesi melalui sistem pompa air hidram. 

Ketua Karang Taruna Tunas Bakti, Desa Rana Mbata, Jefri Ndarung, meminta agar Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur menerapkan peraturan daerah perlindungan mata air dan fokus pada pemeliharaan, perawatan, penghijauan dan penataan ruang mata air berdasarkan adat suku Manus. 

"Kami para pemuda dan pemudi Karang Taruna Tunas Bakti sangat membutuhkan perhatian, dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur,"  kata Ndarung.

Janji hibah dana Rp 600 juta

Menanggapi permintaan Pemuda Karang Taruna Tunas Bakti, Bupati Andreas berjanji Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur siap menghibahkan anggaran senilai Rp 600 juta pada anggaran 2022 untuk pembangunan pagar di sekeliling sumber mata air Wae Sele dan Wae Sior.

Kepala Desa Rana Mbata, Mikael Agung mengatakan, Pemerintah Desa memberikan kepercayaan serta melibatkan pemuda desa yang tergabung di Karang Taruna Tunas Bakti untuk sama-sama membangun desa dengan inisiatif, inovasi dan kreativitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

 

Kali ini, pemuda Karang Taruna Tunas Bakti membangun sarana air minum dengan sistem pompa air hidram.

"Pemerintah desa selalu mendukung inovasi-inovasi baru yang dilakukan pemuda demi sama-sama membangun desa," ujar dia.

Mikael menuturkan, layanan air minum untuk Desa Rana Mbata masuk sejak 2015 dengan dana dari Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa mengalir di beberapa anak kampung seperti Mesi, Mbata, Rae, Leda, Kijung.

Baca juga: Cemburu Istri Digoda, Pria di Bali Tebas Lansia hingga Tewas

 

Namun, pada 2019 air macet karena ada kerusakan pipa saat pengerjaan jalan provinsi menuju Rana Mbata.

Memang sudah diperbaiki. Tapi, tidak mampu lagi mengalir ke beberapa anak kampung.

"Layanan air minum bersih yang sudah di bangun dengan dana desa yakni Kampung Nonggu, Watu Rajong, Kese," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com