Perusakan oleh tangan manusia kemungkinan terjadi pada masa Islam mulai menyebar di Pulau Jawa menyusul kejatuhan Majapahit.
Meski tinggal reruntuhan, kebesaran Candi Simping masih terlihat, antara lain, dari peninggalan empat arca kepala kala berukuran besar dengan tinggi sekitar satu meter yang diletakan berjajar di salah satu sisi di area candi.
Keempat arca itu, yang dalam jagat nilai Hindu Jawa menjadi simbol pembatas antara area sakral dan profan, kondisinya masih relatif utuh kecuali kerusakan pada bagian hidung.
Baca juga: Dewi Soekarno, Istri Presiden Soekarno Hadiri Kremasi Menantunya di Bali
Seperti halnya Makam Bung Karno, Candi Simping mulai mendapatkan kunjungan dari masyarakat setelah Reformasi 1998 meskipun jumlahnya jauh dibawa angka peziarah Makam Bung Karno.
"Sebelum tahun 2000, pengunjung datang ke sini hanya di hari-hari tertentu untuk keperluan ritual. Tapi setelah tahun 2000, paling tidak ada kunjungan rutin anak-anak sekolah untuk keperluan tugas dari gurunya," ujar Susilo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.