BLITAR, KOMPAS.com - Andreas Prasetyo menggelar rapat akhir tahun bersama sejumlah karyawannya di Desa Sanankulon, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada akhir 2020.
Saat itu, pandemi Covid-19 membuat usahanya nyaris mati.
Selama rapat itu, Andreas yang telah delapan tahun menjalankan usaha suvenir pernikahan itu menimang-nimang masker model N95 yang dipakainya selama pandemi Covid-19.
Ia pun memegang benda itu pada bagian tali pengait sehingga posisi masker menggantung.
Pria berusia 33 tahun itu melihat masker yang dipegang menggantung itu terlihat seperti tas wanita yang cantik.
"Saat itu juga saya tunjukkan ke anak-anak apa yang saya pikirkan. Saya minta dibuatkan satu sampel tas dengan model masker N95 dalam posisi begini," ujar Andreas saat berbincang dengan Kompas.com di tempat usahanya, Selasa (16/3/2021).
Beberapa kali membuat sampel, Andreas menyelesaikan pembuatan 1.500 buah tas berbentuk masker N95 sekitar setengah bulan lalu.
Baca juga: Kronologi Aiptu Gede Putra Meninggal Saat Kawal Kunjungan Presiden di Bali, Tiba-tiba Pingsan di Pos
Tas tersebut berbahan kain kulit imitasi jenis bottega. Terdapat dua pilihan warna tas tersebut, yaitu hitam dan putih.
"Tapi lebih banyak yang warna putih, karena minat konsumen juga lebih banyak yang menyukai warna putih," jelas Andreas.
Produk itu tersedia dengan dua ukuran. Ia menawarkan tas itu di media sosial dan toko online dengan harga eceran Rp 125.000 untuk ukuran besar dan Rp 95.000 untuk yang kecil.
Hasilnya, stok sebanyak 1.500 buah tas itu kini sudah hampir habis.
"Pembeli lebih banyak berasal dari luar Pulau Jawa, terbanyak dari Makassar," jelasnya.
Selama Kompas.com berada di tempat usahanya, terlihat beberapa karyawannya sibuk mengemas produk tas berbentuk masker itu.
Selama itu, setidaknya dua kurir dari perusahaan jasa pengiriman barang datang mengambil barang yang dipesan pembeli tas produk Andreas melalui penjualan online.