Menghadapi terpaan pandemi, Andreas pernah mencoba membuat terobosan dengan menawarkan paket suvenir pernikahan dengan tambahan barang yang banyak dibutuhkan selama pandemi, seperti masker dan hand sanitizer.
Namun, terobosan itu tidak banyak mengatrol penjualan.
"Sebabnya, ya karena tidak ada orang yang menggelar pesta pernikahan," ujarnya.
Kondisi usahanya terus memburuk, hingga muncul gagasannya membuat tas wanita menirukan bentuk masker.
Baca juga: Bupati Badrut Tamam: ASN Pamekasan Relakan Tunjangan untuk Penangan Covid-19
Menjalankan usaha suvenir pernikahan selama lebih dari lima tahun mungkin telah memberikan tempaan mental yang cukup bagi Andreas untuk menghadapi badai pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, sambutan pasar terhadap tas berbentuk masker N95 itu cukup membuatnya kaget.
Tas itu terjual lebih dari 1.000 buah dalam waktu kurang dari dua bulan. Kenyataan itu di luar ekspektasi Andreas.
Bagi Andreas, munculnya ide pembuatan tas masker seperti sebuah mukjizat yang datang dari situasi pandemi yang mengharuskan semua orang mematuhi protokol kesehatan, termasuk memakai masker.
"Semoga ini semacam blessing in disguise. Jadi akibat pandemi ini, semoga menjadi awal saya memperbesar usaha dengan merambah produk fashion," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.