Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuka Agama di Temanggung Dibacok Saat Salat, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 16/03/2021, 20:08 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Muhdori (69), seorang pemuka agama di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, dibacok tetangganya saat menjalankan salat Subuh di musala setempat.

Peristiwa ini berlangsung pada Minggu (14/3/2021) sekitar pukul 04.45 WIB.

Akibat serangan tersebut, Muhdori terluka berat.

Sedangkan istrinya, Trimah (55), meninggal dunia.

Dia sempat dirawat intensif. Namun, sekitar pukul 14.00 WIB di hari yang sama, Trimah mengembuskan napas terakhirnya.

Kepala Polres (Kapolres) Temanggung AKBP Benny Setyowadi menjelaskan, Trimah yang berusaha melindungi Muhdori, terkena sabetan senjata tajam pelaku.

Benny menuturkan, saat ini Muhdori sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Temanggung. Kondisinya disebut telah membaik.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembacok Pemuka Agama Saat Sembahyang di Temanggung

Pelaku ditangkap

Ilustrasi penangkapanThink Stock Ilustrasi penangkapan

M (60), pelaku pembacokan, merupakan tetangga korban.

Pihak kepolisian telah menangkapnya.

"Pelaku sudah kita amankan untuk penyidikan secara intensif," terang Benny.

Polisi menyita barang bukti berupa bendo sepanjang sekitar 30 sentimeter, sebilah kayu yang ujungnya dipasang pisau, dan gerinda.

"Info awal aksi ini dilatarbelakangi karena masalah pribadi antara korban (Muhdori) dengan tersangka M yang kebetulan tetangga," ungkapnya.

Baca juga: Tersangka Pembacok Pemuka Agama di Temanggung Tidak Alami Gangguan Jiwa

 

Sudah direncanakan

Ilustrasi senjata tajam.Kompas.com Ilustrasi senjata tajam.

Dari hasil pemeriksaan kondisi kejiwaan tersangka, tidak ditemukan adanya indikasi gangguan.

"Tersangka sehat kok. Enggak ada (kelainan), dia sehat, normal,” papar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Temanggung AKP Setyo Hermawan, Senin.

Setyo menjelaskan, berdasar hasil penyidikan sejauh ini, ternyata pelaku sudah menyiapkan aksinya sejak Jumat (12/3/2021).

“Ya sudah direncanakan. (tersangka) sudah mempersiapkan kayak tombak, dari kayu dibentuk kayak tombak dikasih mata pisau. Terus ngasah, mempertajamkan bendo itu, proses dari hari Jumat sore,” ucapnya.

Sebanyak empat orang saksi sudah diperiksa polisi. Mereka diduga mengetahui peristiwa pembacokan itu.

Baca juga: Pelaku Pembacokan Imam Mushala di Temanggung Terancam Hukuman Mati

Pelaku diancam hukuman mati

Ilustrasi hukum di Indonesiashutterstock.com Ilustrasi hukum di Indonesia

Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana dan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan yang mengancam dengan kekerasan.

"Sementara (pelaku dijerat) pasal 340 dan 335 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati," ujar Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi, Senin.

Baca juga: Dituduh Maling Usai Mobilnya Senggol Motor, Pekerja Pemasang CCTV Tewas Diamuk Massa

Benny meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan kejadian ini.

"Saya minta kepada semua pihak untuk tetap menahan diri, tidak terpengaruh atas isu-isu yang tidak bertanggungjawab. Kita dari pihak kepolisian akan terus melakukan penegakan hukum, penanganan secara tuntas, secara maksimal. Saya minta semuanya tetap menahan diri demi kondusivitas situasi di Temanggung," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor: Dony Aprian, Khairina)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com