Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Masukkan Uang Pensiun Rp 80 Juta ke BMT, Hendak Diambil untuk Berobat Stroke Tak Bisa

Kompas.com - 16/03/2021, 11:47 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com - Wiji Wiyanti dan 2 anggota keluarganya menjadi nasabah di BMT Taruna Sejahtera, Ungaran sejak 2019.

Wiji mendepositokan uang di BMT Taruna Sejahtera, Ungaran sebesar Rp 70 juta yang dimasukkan pada September 2019 dengan tempo satu tahun. Dana itu tidak bisa diambil.

"Ibu saya yang bernama Sini juga menjadi nasabah sebesar Rp 100 juta dan paman saya Wakimin Rp 80 juta sejak Juni 2019," jelasnya di kantor pengacara Res Fobia, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Kisah Satu Keluarga Tak Bisa Ambil Simpanan di BMT: Uang Jutaan, Suruh Ambil Rp 200.000

Sang paman Wakimin mendapat pensiun Rp 95 juta, sebanyak Rp 80 juta lalu dimasukkan ke BMT.

"Sekarang sakit stroke tapi uangnya tidak bisa keluar, padahal mau dipakai berobat," jelas Wiji.

Wiji mengungkapkan, awal mula dia tertarik mendepositokan uang di BMT Taruna Sejahtera karena didatangi marketing bernama Sugirah.

Dia mengatakan, selama tiga bulan pertama uang bagi hasil yang diterimanya lancar. Wiji mendapat sekitar Rp 850 ribu.

"Tapi kami tidak pernah ke kantor BMT, karena marketing yang mengantar jemput itu," jelasnya.

September 2020, saat akan mengambil uangnya sesuai tempo, ternyata tidak berhasil karena alasan di BMT tidak ada uang.

"Saya pernah saat akan mengambil uang, malah disuruh mengambil uang Rp 200.000 yang ada di kasir. Lha uang saya dan keluarga itu jutaan, kok disuruh ambil segitu," kata Wiji dengan kesal.

Selain itu, upayanya untuk bertemu CEO BMT Taruna Sejahtera Yahsun juga gagal.

Dia juga merasa geram karena marketing BMT Taruna Sejahtera masih menarik uang nasabah pada Juli 2020, padahal sudah kolaps sejak Maret 2020.

"Kami saat minta pertanggungjawaban malah dipingpong, kantor minta kami ke marketing, marketing menghilang dikontak tidak pernah respon," ungkapnya.

Baca juga: Tabungan Tak Bisa Diambil, Nasabah: Kami Hanya Berharap Uang Kami Bisa Kembali

Sementara kuasa hukum Wiji Wiyanti, Sini, dan Wakimin, Res Fobia mengatakan, kasus yang menimpa kliennya sudah pernah dilaporkan ke Polres Semarang pada Oktober 2020.

"Saat itu kami diminta untuk melengkapi berkas. Lalu kami mendapat surat dari BMT yang intinya uang nasabah akan dibayarkan pada Maret 2021," paparnya.

Res Fobia mengungkapkan, saat ke BMT Taruna Sejahtera dirinya malah sempat diminta menjualkan aset perusahaan tersebut yang berada di Semarang.

"Nah kan aneh, kami datang selaku kuasa hukum tapi malah diminta menjualkan. Mereka mengatakan, semua yang datang memang diminta menjualkan aset berupa tanah itu untuk membayar nasabah," ungkapnya.

(Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com