Kompas.com - 07/03/2021, 19:00 WIB
Hotria Mariana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam agenda kunjungan kerja (kunker) ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyempatkan diri sowan ke rumah indekos semasa sekolah yang terletak di Desa Sorosutan, Umbulharjo, Minggu (7/3/2021).

Adapun indekos tersebut menjadi saksi perjuangan Ganjar saat menuntaskan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) hingga perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Di sisi lain, pemilik asli indekos, Bisanto (64) dan Sumaryanti, tak menyangka akan mendapat kunjungan dari orang nomor satu se-Jateng tersebut.

"Ya Allah, ngimpi opo aku, Om Ga (panggilan akrab Ganjar). Ayo, mlebu (mari masuk)," kata Sumaryanti ketika menyambut Ganjar.

Baca juga: Ganjar Pastikan Tracing Lini Kedua Kontak Erat TKW Penyintas Virus Corona B.1.1.7 Sudah Berlangsung

Saat memasuki rumah, Ganjar sontak bernostalgia. Terlebih, ketika melewati kamar yang pernah ia huni.

Ia pun menunjukkan ruangan tersebut kepada putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, yang turut hadir dalam kesempatan itu.

"Dulu itu kamar Ayah, masih sama persis tidak berubah. Hanya dulu tidak dicat, sekarang sudah dicat," ucap Ganjar pada sang anak.

Mendengar nostalgia kecil itu, Alam menimpali dengan senyum. Ia dengan saksama mendengar obrolan seru antara Ganjar, Bisanto, dan Sumaryanti.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu, Bisanto dan Sumaryanti mengungkapkan, selain kamar berukuran 2x3 meter (m) itu, hal yang masih bertahan hingga kini adalah ingatan mereka akan kepribadian Ganjar saat muda.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Kemenkes Tracing Lagi Kontak Erat Pasien Corona B.1.1.7 di Brebes

Keduanya mengaku bahwa sosok Ganjar adalah anak sederhana yang tidak pernah neko-neko (macam-macam).

“Selama empat tahun tinggal di sini, anaknya baik sekali. Saya ngalem (memuji) bukan karena sekarang jadi Gubernur, melainkan memang sosoknya dari dulu prihatin tenan," ungkap Bisanto.

Menurutnya, Ganjar merupakan sosok nerimo (menerima) yang kerap berangkat kuliah dengan jalan kaki dan naik colt (angkutan kampus).

Untuk bisa mengakses angkutan umum menuju kampus, lanjut dia, Ganjar harus berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer (km) dari indekos ke jalan raya. Ini dilakukan hampir setiap hari. 

Soal makan sehari-hari, Sumaryanti mengatakan, menu makan Ganjar tidak pernah aneh-aneh. Zaman dulu, makanan kesukaan Ganjar adalah sambal korek dan lele goreng.

Baca juga: Pedagang Pasar di Surakarta Antusias Divaksin, Ganjar OptimistisPercepat Vaksinasi Pedagang Pasar

"Itu saja sudah, ndak neko-neko makanannya," kata Sumaryanti.

Di balik kesederhanaan itu, Bisanto maupun Sumaryanti tak menyangka bahwa Ganjar kini menjadi orang sukses.

"Ya, mboten nyongko (tidak menyangka). Namun, kalau dilihat dari silsilah keluarganya, Om Ga itu dari keluarga terdidik. Itu sekeluarga pintar-pintar semuanya," kata Bisanto.

Meski sekarang sudah jadi orang sukses, kata Bisanto, sikap Ganjar tidak berubah. Bahkan, ia sangat bangga karena Ganjar tidak sombong dan sangat besar hati.

"Senang sekali dijenguk Om Ga. Meski sudah jadi pejabat, tapi tetep kelingan (masih ingat). Dumeh dadi wong gedhe (meski sudah jadi orang besar), piyambakke ora sombong (dia tidak sombong)," ucap Bisanto.

Baca juga: Wali Kota Tegal Abaikan Saran Gubernur untuk Cabut Laporan, Ganjar: Padahal, Saya Ajak Bicara Sudah Siap, Pak

Sementara itu, Ganjar mengatakan, kunjungannya tersebut sekaligus untuk mencarikan indekos untuk Alam yang saat ini terdaftar sebagai mahasiswa UGM.

"Ya, ke sini mampir, saya dulu nunut (numpang) tempatnya mas Bisanto. Mereka ini sudah seperti saudara saya sendiri. Dulu saya dikasih kamar ini, saya tinggal dari SMA sampai kuliah awal-awal di UGM. Memang benar, saya dulu kalau berangkat sekolah atau kuliah, jalan kaki dari sini ke jalan raya, baru nyegat bus ke kampus," kata Ganjar.

Selain bersilaturahmi, Ganjar berharap, Alam bisa mengetahui perjuangan orang tua saat dulu menempa diri di Kota Gudeg itu.

"Biar Alam tahu sejarah bapaknya. Ini saya ajak biar bisa lihat kamar ayahnya dulu seperti ini. Ini belum berubah, ya seperti ini. Ya, biar Alam tahu sejarahnya bahwa kabeh nganggo laku (semua ada prosesnya)," ucapnya.

Baca juga: Sudah Didamaikan, Ganjar Sayangkan Walkot Tegal Belum Cabut Laporan Polisi

Baca tentang

Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com