Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya

Kompas.com - 24/02/2021, 10:36 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Penyebab tanah bergerak

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupeten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, pergerakan tanah akan terus berlangsung di Jampang Cikoneng, sehingga wilayah itu tidak cocok untuk permukiman.

Hal tersebut berdasarkan hasil kajian dari dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung pada 2019 lalu.

"Waktu itu Badan Geologi sudah mengatakan, pergerakan tanah akan terus terjadi sampai titik jenuhnya, dan titik jenuhnya kita tidak tahu sampai kapan. Hanya yang jelas, pergerakan tanah sifatnya lambat dan lama," kata Febby.

Pergerakan tanah tersebut disebabkan oleh dua hal, yakni faktor alam dan manusia.

Dia menjabarkan, faktor alam adalah jenis tanah di pemukiman tersebut merupakan tanah yang menyerap air dan berada di tepi sungai.

Secara lambat laun, air yang berada di bawah permukaan akan mendorong tanah hingga ke sungai.

"Kalau dilihat di sana, patahan tanahnya juga sampai ke ujung sungai," kata dia.

Kemudian yang kedua adalah faktor manusia, di mana pola drainase yang salah juga menyebabkan tanah bergerak.

Menurut Febby, limbah air rumah tangga selama ini dibuang langsung ke dalam tanah, sehingga membuat tanah di bawah permukaan lebih basah dan memicu pergerakan.

Febby mengatakan, pemerintah sudah mengambil langkah untuk warga yang terdampak pergerakan tanah di Jampang Cikoneng.

Pihaknya meminta warga meninggalkan permukiman dan melakukan relokasi mandiri ke tempat yang jauh lebih aman.

Febby mengatakan, dari hasil pendataan dibutuhkan dana total Rp 700 juta untuk mengevakuasi korban terdampak.

Nantinya warga akan diberikan dana stimulan dengan nilai maksimal Rp 25 juta untuk relokasi mandiri.

Saat ini, proposal permohonan dana sudah diajukan ke Bupati Lebak, tinggal menunggu persetujuan.

"Sambil menunggu disetujui, kita lakukan musyawarah, ada dua berita acara di mana warga bersedia melakukan relokasi mandiri dan menyatakan tidak akan tinggal di sana lagi. Kampung tersebut harus dikosongkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com