Semenjak warga menerima uang pembebasan tanah dengan nilai miliaran, anggota TNI-Polri ikut terjun mengamankan wilayah.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas di desa tersebut.
"Mungkin aja kan mereka yang membeli mobil itu enggak punya garasi. Mereka kita kasih imbauan agar memastikan keamanan dirinya dan hartanya," kata Kapolres Tuban AKBP Ruruh Wicaksono.
Babinsa Desa Sumurgeneng Serka Heri Purnomo memastikan, dirinya dan sejumlah personel berpatroli hampir setiap hari.
"Sejak ada pembebasan lahan pembangunan kilang minyak, saya hampir setiap hari standby di desa," tutur dia.
Baca juga: Kantor Pemerintah DIY Digeledah KPK, Sultan HB X: Kalau Ada Sesuatu, Proses Saja
Siapa sangka proyek itu awalnya ditolak oleh warga pada tahun 2019.
Namun setelah menemui kecocokan, bak mendapatkan durian runtuh, warga desa itu kini bisa memborong ratusan mobil dalam waktu hampir bersamaan.
Kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban itu merupakan proyek gabungan antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak dan gas asal Rusia.
Perusahaan gabungan itu dinamai PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.
Berdasarkan kepemilikannya, Pertamina memiliki saham mayoritas dengan 55 persen, sisanya ialah saham Rosneft.
Proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu memiliki kapasitas 300.000 barrel per hari sehingga digadang-gadang bisa memperkuat kemandirian energi.
Baca juga: Sodir Mengaku Tekor Usai Dapat Rp 4 Miliar di Tuban: Kalau Beli Tanah Lagi di Tempat Lain Harga Naik