Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pariyem, ART Kelaparan yang Mengais Makanan Sisa di Tong Sampah, Diduga Alami Kekerasan

Kompas.com - 17/02/2021, 12:53 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang asisten rumah tangga (ART) di Kecamatan Kanigaran, Probolinggo bernama Pariyem (44) melaporkan majikannya ke kepolisian atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Tak hanya diduga mengalami perlakuan tak menyenangkan dari majikan, warga juga pernah memergoki Pariyem mengais makanan di tong sampah saat dini hari.

Hal itu dilakukannya lantaran kelaparan.

Ternyata gaji Pariyem juga sempat tak dibayarkan hingga menumpuk belasan juta rupiah.

Baca juga: Seorang ART Kelaparan Makan Sisa Sampah Dekat Pizza Hut, Keluar Rumah Majikan Lompat dari Lantai 2

Melompat dan mengais makanan di tong sampah

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Pariyem tinggal di rumah majikannya di Kelurahan Tisnonegaran, Kanigaran, Probolinggo bersama anaknya yang berusia 12 tahun.

Majikannya ialah pasangan suami istri U dan M.

Pada Selasa (16/2/2021) dini hari, Pariyem nekat melompat dari lantai dua rumah majikannya.

Ia berjalan menuju sebuah tong sampah dekat rumah majikannya yang tak jauh dari Pizza Hut.

Di sana, Pariyem rupanya mengais sisa makanan untuk dimakan. Kejadian tersebut lalu diketahui oleh warga.

"Dia melompat karena mencari makanan dan kelaparan," kata Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono.

Saat warga menggali informasi, Pariyem memberikan pernyataan yang mengejutkan.

"Pariyem menceritakan, dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah," tutur dia.

Baca juga: Duduk Perkara 18 Praja IPDN Bawa Surat Rapid Test Palsu, Mengaku Ditipu Layanan Home Care

Gaji tertahan hingga Rp 12 juta

Setelah kejadian tersebut, Babinkamtibmas dan Forkopimda kemudian memediasi Pariyem dengan pihak majikannya.

Ternyata diketahui pula jika gaji Pariyem lama tidak diberikan hingga menumpuk Rp 12 juta lebih.

"Gajinya sebagai pembantu selama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan," tutur Suharsono.

Namun majikannya berdalih, gaji itu sengaja ditabungkan agar Pariyem memiliki simpanan uang.

Gaji Pariyem pun akhirnya dibayarkan setelah mediasi dilakukan.

“Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu. Ada hitam di atas putih,” kata Suharsono.

Baca juga: Warga Desa di Tuban Jadi Miliarder Dadakan, Sedikit yang Buka Usaha hingga Sulit Ditemukan Warung Makan

Laporkan majikan ke polisi

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi
Namun kemudian, Pariyem juga mengaku mendapatkan perlakuan kekerasan ketika bekerja.

Bersama warga sekitar, Pariyem melaporkan kejadian itu ke Polsek Mayangan.

“Ketua RT yang laporan itu. Pariyem mengaku takut karena didatangi warga, sehingga berangkat dan laporan ke Polres. Yang dilaporkan kasus KDRT. Biasanya keluarga yang laporan, tapi ini warga yang laporan bersama Pariyem,” ujar Suharsono.

Polisi kini masih mendalami kasus tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com