Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pembunuhan Pedagang Sayur | Sarna Bantu Suniah Lepas dari Gigitan Buaya

Kompas.com - 13/02/2021, 07:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Dalam kondisi mabuk minuman beralkohol, tiba-tiba tebersit niat Ar untuk memerkosa wanita.

Saat itu, korban, M (43), melintas menggunakan sepeda motor. Ia hendak ke pasar.

Pelaku yang melihat korban lalu mencegat dan menjatuhkan M ke tanah.

Sesaat sebelum dibunuh, M yang merupakan pedagang sayur asal Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, sempat memohon kepada pelaku supaya dilepaskan.

Di detik-detik menjelang tewasnya, M sempat meminta agar dibebaskan karena dia mempunyai banyak anak untuk diurus.

Namun, Ar tak memedulikan permohonan itu.

Dia mencekiknya. Jenazah M lalu diperkosa.

Berita populer lainnya adalah penyelamatan seorang wanita asal Kampung Peundeuy, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten yang diserang buaya.

Seorang warga bernama Sarna membantu Suniah (52) agar lepas dari gigitan buaya.

Aksi tarik-menarik antara Sarna dengan buaya berlangsung selama kurang lebih 20 menit.

Suniah akhirnya terselamatkan meski dengan luka cukup serius.

Berikut adalah berita populer selengkapnya.

1. Penjual sayur dibunuh pemuda mabuk

Ar (24) pemuda pengangguran pelaku pembunuhan dan pemerkosaan penjual sayur di Serang, Banten. KOMPAS.com/RASYID RIDHO Ar (24) pemuda pengangguran pelaku pembunuhan dan pemerkosaan penjual sayur di Serang, Banten.

Sesosok jenazah wanita ditemukan warga di atas sungai di Kempung Baru, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (9/2/2021).

Jenazah yang tubuhnya terdapat luka lebam tersebut diketahui berinisial M (43) warga Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.

Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui bahwa pembunuhnya adalah Ar.

Saat membunuh M, Ar diketahui dalam kondisi mabuk minuman beralkohol.

"Korban sempat berontak dan berteriak, 'jangan, sudah jangan anak saya banyak'," terang Kapolres Serang AKBP Mariyono kepada wartawan di Mapolres Serang, Jumat (12/2/2021).

Dalam kondisi sudah tak bernyawa, tubuh M diperkosa oleh pelaku.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Penjual Sayur Memohon Dilepaskan Sambil Teriak Anak Saya Banyak

2. Menyelamatkan Suniah agar tidak diseret buaya

Ilustrasi buaya.SHUTTERSTOCK / Janos Rautonen Ilustrasi buaya.

Kamis (11/2/2021) sore itu, ketika sedang mencari kerang, Suniah diterkam buaya.

Untungnya, peristiwa itu diketahui oleh Sarna.

Ia segera bergegas untuk menolong Suniah.

Dia dan buaya saling tarik-menarik selama kurang lebih 20 menit.

Buaya itu bahkan sempat menarik Suniah sejauh 20 meter.

"Ditolong sama keponakannya, terjadi tarik-menarik antara buaya sama si Sarnan ini. Ibunya bahkan ditarik ke dalam air. Ada 20 menitan mah itu menolongnya," kata Kepala Dusun Taman Jaya Rouf.

Meski berhasil diselamatkan, Suniah mengalami luka hingga bagian paha.

Baca juga: 20 Menit Tarik-Menarik antara Warga dan Buaya, Selamatkan Suniah yang Diterkam dan Diseret ke Sungai

3. Pembunuhan satu keluarga seniman Rembang

TKP Pembunuhan di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten RembangKOMPAS.com/ARIA RUSTA YULI PRADANA TKP Pembunuhan di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang

Seniman asal Rembang, Anom Subekti, ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya pada Kamis (4/2/2021) di rumahnya di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang.

Rumah tersebut juga merupakan menjadi lokasi padepokannya, yakni Padepokan Seni Ongko Joyo, yang menjadi tempat orang berlatih gamelan.

Setelah enam hari melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap Sumani, si pelaku tunggal pembunuhan Anom Subekti dan tiga anggota keluarganya.

Anom dan Sumani merupakan kawan.

Pelaku berani merenggut nyawa Anom diduga karena menyimpan dendam.

"Ada kata-kata bahwa 'wis, sing wis yo wis', itu di BAP (berita acara pemeriksaan) dan interogasi awal dari penyidik mengatakan begitu, artinya apa di situ ada motif dendam, tentang sesuatu," jelas Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Lutfi di Mapolres Rembang, Kamis (11/2/2021).

Beberapa waktu sebelumnya, keduanya sempat bertransaksi gamelan.

"Jadi pada saat beberapa saksi yang kita periksa, ada penawaran terkait dengan gamelan, dan korban telah menerima uang sekitar Rp 15 juta, jadi ada motifnya," tuturnya.

Baca juga: Dendam Soal Gamelan, 4 Nyawa Pun Melayang...

4. Nasib pemandu wisata di Bali

Ilustrasi Bali - Pemandangan dari atas bukit di Desa Pinggan, Kintamani, Bangli, Bali.SHUTTERSTOCK / AGUNG KIRANA Ilustrasi Bali - Pemandangan dari atas bukit di Desa Pinggan, Kintamani, Bangli, Bali.

Pandemi Covid-19 berdampak ke banyak sektor, salah satunya wisata.

Hal ini turut dirasakan oleh Effendy (65). Selama 30 tahun, ia bekerja sebagai pemandu wisata di Bali.

Namun, sejak 10 bulan terakhir, dia mengaku tidak memiliki pemasukan karena tak banyak wisatawan yang datang ke Bali untuk berlibur.

“Dalam 10 bulan terakhir, tidak ada pemasukan, karena tidak ada pengunjung,” kata Effendy yang mengenakan ikat kepala merah khas tradisional Bali dan sarung batik.

Karena berdarah Tionghoa, Effendy – yang menggunakan nama Lin Wen Hui – mahir berbahasa Mandarin.

Saat ada larangan turis berkunjung ke Bali untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, dia banyak menghabiskan waktu di rumah dengan berlatih kung fu.

Effendy dan istrinya bahkan harus menjual barang berharga milik mereka, seperti cincin dan kalung, untuk menopang kehidupannya.

Baca juga: 30 Tahun Bekerja Sebagai Pemandu Wisata di Bali, Efendy: 10 Bulan Terakhir Tak Ada Pemasukan

5. Salat di gereja

Sebuah foto yang menunjukkan seorang wanita mengenakan rukuh sedang menjalankan ibadah salat di sebuah Gereja di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah viral di media sosial. DOKUMEN WARGA KUDUS Sebuah foto yang menunjukkan seorang wanita mengenakan rukuh sedang menjalankan ibadah salat di sebuah Gereja di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah viral di media sosial. 

Dalam sebuah foto viral, tampak seorang sedang menjalankan salat di gereja.

Foto tersebut diunggah oleh akun Facebook "Info Seputar Tanjungkarang - Instan" pada Rabu (10/2/2021).

Oleh warganet, foto itu disebut merupakan simbol indahnya toleransi dan potret nyata kerukunan antarumat beragam.

Foto itu diambil di GKMI Tanjungkarang, Kudus, Jawa Tengah.

Tempat tersebut merupak pos pengungsian warga terdampak banjir di Kecamatan Jati, Kudus.

"Kami buka posko pengungsian banjir. Semua bantuan untuk pengungsi merupakan swadaya dari jemaat dan kas gereja. 70 persen pengungsi di sini muslim, sisanya 30 persennya merupakan jemaat kami," jelas pengurus GKMI Tanjungkakrang Budi, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Ini Cerita di Balik Foto Viral Seorang Wanita Pengungsi Banjir di Kudus Shalat di Gereja

Sumber: Kompas.com (Editor: David Oliver Purba, Pythag Kurniati, Rachmawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com