KOMPAS.com - Effendy (65) sudah 30 tahun bekerja sebagai pemandu wisata di Bali.
Namun sejak 10 bulan terakhir, dia mengaku tak ada pemasukan karena tak banyak wisatawan yang datang ke Bali untuk berlibur.
“Dalam 10 bulan terakhir, tidak ada pemasukan, karena tidak ada pengunjung,” kata Effendy yang mengenakan ikat kepala merah khas tradisional Bali dan sarung batik.
Effendy adalah seorang etnis Tionghoa yang menggunakan nama Lin Wen Hui. Dia menguasai bahasa Mandarin.
Baca juga: Usai Bebas, David James Taylor, Warga Inggris Pembunuh Polisi di Bali Dideportasi
Kepada VOA Indonesia, dia bercerita biasanya saat liburan Tahun Baru Umlek banyak wisatawan dari China, Hongkong, dan Taiwan yang datang ke Bali. Namun berbeda dengan tahun ini. Saat ia datang ke salah satu tempat wisata, tidak ada pengunjung yang datang menggunakan jasanya.
“Harapan terbesar saya adalah kita bisa cepat sembuh dari pandemi ini… dan semua aktivitas bisa kembali normal lagi,” kata Effendy.
Baca juga: Ini Tugas Gubernur hingga Kepala Desa Selama PPKM Mikro Jawa-Bali
Saat kondisi normal, kata Effendy, setiap orang dalam grup wisatawan yang terdiri dari 10 hingga 30 orang, bisa menghabiskan sekitar Rp 2 juta selama kunjungan selama tiga hingga tujuh hari.
“Kami akan mengalami krisis ekonomi karena pandemi ini, dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tambah Effendy.
Baca juga: Kunjungi Bali, Sandiaga Uno Beberkan Strategi Pulihkan Pariwisata yang Terpuruk
Saat ada larangan turis datang ke Bali untuk mencegak penyebaran virus Covid-19, Effendy banyak menghabiskan waktu di rumah dengan berlatih kung fu.
Selain itu ia juga membantu istri menjual beras kemasan untuk mendapatkan uang.
Bahkan Effendy dan istrinya harus menjual barang berharha seperti cincin, dan kalung untuk menopang kehidupan mereka.
“Kami akan mengalami krisis ekonomi karena pandemi ini, dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tambah Effendy.
Baca juga: Puluhan Hotel Dijual Pemilik akibat Pandemi Covid-19, Begini Tanggapan Dinas Pariwisata Bali
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.