Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKB Cegat Kades, Minta Jatah Dana Desa, Polisi: Kalau Tidak Dikasih, Mereka Tidak Aman Saat Kembali

Kompas.com - 09/02/2021, 16:01 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Aktivitas kelompok kriminal bersenjata (KKB) membuat cemas warga di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Salah satu yang kerap diintimidasi KKB adalah kepala desa atau kampung di wilayah tersebut.

KKB sering meminta jatah dana desa.

"Ada beberapa kepala desa mengakui kalau mereka diminta memberikan dana desa dan terpaksa memberikan daripada mereka ditembak," ujar Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Baca juga: KKB di Intan Jaya Kerap Rampas Dana Desa, Uangnya Dipakai Beli Senjata Api dan Amunisi

Dia tidak ingin menduga-duga uang tersebut digunakan KKB untuk keperluan apa.

Natalis mengatakan polisi lebih berwenang untuk mengungkapnya.

Dipakai untuk beli senjata api

Ilustrasi senapan serbu AK-47 Kalasnikov.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi senapan serbu AK-47 Kalasnikov.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara menuturkan pihaknya menerima laporan soal ulah KKB yang meminta dana desa.

Wayan membeberkan tiap kepala desa hendak pulang ke kampungnya setelah mengambil dana desa di Distrik Sugapa (ibu kota Kabupaten Intan Jaya), mereka dicegat oleh kelompok kriminal bersenjata.

"Kalau dana desa dari dulu setiap dana desa keluar dia (KKB) selalu minta jatah, kalau tidak dikasih mereka tidak aman saat kembali ke kampungnya," jelas Wayan.

Baca juga: Kronologi Gugurnya Dua Prajurit TNI Setelah Kontak Tembak dengan KKB

Pencairan dana desa di Intan Jaya hanya bisa dilakukan di kantor Bank Papua yang merupakan satu-satunya kantor perbankan di Intan Jaya. Bank Papua berada di Distrik Sugapa.

Wayan menyampaikan rampasan dana desa itu merupakan salah satu sumber pemasukan KKB.

KKB menggunakan uang itu untuk membeli senjata api dan amunisi.

"Sebagian dari situ untuk membeli senjata, amunisi, itu sudah salah satu pemasukan KKB," ungkap Wayan.

Terkait intimidasi terhadap kepala desa, Wayan menyatakan aparat keamanan belum bisa berbuat banyak untuk mencegah aksi KKB tersebut.

Baca juga: Sambungan Telepon Itu Membuat Hari Muhdin Jadi Kelabu

Dia menerangkan aparat keamanan tidak dapat melakukan pengawalan karena terkendala lokasi kampung dan akses jalan yang tak bisa dilalui kendaraan bermotor.

"Lokasinya jauh-jauh, semua tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki kecuali yang di sekitar Sugapa saja," ucap dia.

 

Berulah memakai senjata api

Ilustrasi senapan semiotomatis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi senapan semiotomatis.

Berdasar laporan Polda Papua diketahui sepanjang 2020 kelompok kriminal bersenjata melancarkan aksi sebanyak 49 kali di 7 kabupaten.

Kejadian paling banyak terjadi di Intan Jaya, yaitu 23 kali.

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni menjelaskan KKB yang berulah di wilayahnya selalu memakai senjata api.

Baca juga: Bupati Intan Jaya: Malam-malam Hujan, KKB Bisa Datangi Rumah dengan Bersenjata Lengkap

Dia merasa heran kenapa KKB yang bergerilya di hutan mempunyai senjata api.

"Mereka memiliki senjata dan mengintimidasi masyarakat, kepala desa. Mereka itu merasa kuat karena memiliki senjata, lalu mereka dapat senjata dari mana," tanya Natalis.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com