Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Lagu Terpesona, Baru Viral 25 Tahun Kemudian, Meledak tapi Pencipta Tak Dapat Royalti

Kompas.com - 07/02/2021, 06:16 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Semuel menceritakan kenapa lagunya bisa menjadi yel-yel TNI dan Polri.

Pada tahun 2007, ia pernah melatih Masamper personel Korem untuk acara peresmian Rumah Sakit RW Monginsidi Teling Manado.

"Kebetulan saat itu Panglima TNI akan datang. Mereka panggil saya untuk latih Masamper. Saya latih itu semua angkatan baik TNI AD, AU, dan AL. Masing-masing angkatan ada sekitar 15 sampai 20 orang," paparnya.

Dari situ muncul gerakan Masamper untuk TNI dan Polri.

"Para anggota TNI saat saya latih Masamper, semangat mereka berapi-api. Sampai mereka memukul-mukul data hingga terdengar kencang," ujarnya.

Baca juga: Miliki Insting Berburu dan Membunuh, Harimau Lepas dari Sinka Zoo Singkawang Ditembak Mati

Masamper merupakan ciri khas daerah Nusa Utara (Sangihe, Talaud, dan Sitaro).

Satu grup Masamper bisanya terdiri dari 21 orang. Saat ini sudah ada 25 orang dalam satu grup.

Masamper kini sudah merambah ke daerah-daerah lain di Sulawesi Utara. Di antaranya, Manado, Bitung, Minahasa, dan Bolaang Mongondow.

Masamper juga sudah banyak mengisi festival dan acara-acara besar pemerintahan, seperti hari ulang tahun provinsi, kabupaten dan kota.

"Meski Masamper dari Nusa Utara, tapi orang Manado lebih banyak menggunakan Masamper saat mengisi acara. Padahal asal mula adat itu dari sana (Nusa Utara)," ungkap Semuel.

Selain hobi menciptakan lagu, Semuel juga suka menyanyi dan menjadi pelatih grup Masamper.

Ia sudah melatih grup Masamper di sejumlah daerah di Sulawesi Utara.

"Banyak grup Masamper yang saya latih, dari Manado, Bitung, Minahasa, dan sampai Bolaang Mongondow. Sangihe juga ada," ujarnya.

Hingga kini, sudah ada sekitar 30 album lagu yang dia buat.

"Ada yang percintaan, dan rohani. Dalam setahun satu sampai dua album. Memang paling populer lagu Terpesona," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com